SITA : Penanganan Bagasi Di Bandara Lebih Baik
Kamis, 04 Mei 2017, 21:56 WIBBisnisnews.id - Jumlah kekeliruan dalam penanganan bagasi oleh bandara turun 12,5% dibandingkan tahun 2016, menurut Laporan Bagasi SITA 2017.
Menurut laporan tahunan tersebut, ada 21,6 juta penanganan bagasi keliru pada 2016, sementara maskapai penerbangan membawa 3,77 miliar penumpang, yang berarti 5,73 bagasi per-1000 penumpang telah salah ditangani. Tapi ini merupakan tingkat terendah yang pernah tercatat.
Pada tahun 2015, bagasi keliru ada 22,3 juta untuk 3,56 miliar penumpang, yang sama artinya dengan kesalahan penanganan terhadap 6.53 bagasi per-1000 penumpang.
SITA memperkirakan bahwa keseluruhan perbaikan dan transfer bagasi ke penumpang telah memakan biaya 2,1 miliar dolar AS pada tahun 2016.
Sejak 2007, tingkat kesalahan penanganan bagasi telah turun 70%, kata SITA, berkat investasi teknologi dan perbaikan proses.
Laporan tersebut merupakan kabar positif sebelum nantinya Resolusi 753 IATA mulai berlaku pada bulan Juni 2018. Resolusi tersebut mengharuskan setiap bagasi harus dilacak dan tercatat pada 4 poin wajib yaitu check-in; saat dimuat di pesawat; pada transfer antar operator; dan saat kedatangan.
Pelacakan tersebut akan memungkinkan perusahaan penerbangan dan bandara berbagi informasi tentang keberadaan bagasi dengan penumpang dan mitra bisnis, melalui keseluruhan perjalanan serta mengambil tindakan jika ada gangguan atau penundaan.
Perusahaan IT dari SITA memasok berbagai teknologi ke bandara, termasuk pelacakan bagasi. Ilya Gutlin, CEO SITA mengatakan, "Kami berada di ambang era baru dalam manajemen bagasi karena maskapai penerbangan dunia berkomitmen untuk melacak bagasi selama perjalanannya."
"Ini memerlukan pengambilan, pengelolaan dan pembagian data di seluruh perusahaan penerbangan, bandara dan ground handler, serta informasi lebih baik di mana bagasi penumpang di setiap tahap. Di SITA, kami menyediakan beberapa inovasi yang memungkinkan masyarakat transportasi udara meningkatkan kemampuan pelacakan tanpa investasi modal yang besar," jelasnya.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa poin kritikal dalam proses penanganan tas adalah ketika penumpang dan barang bawaan mereka perlu berpindah dari satu pesawat ke pesawat lainnya. Pada 2016, 47 persen penundaan bagasi sedang dalam proses transfer. (marloft)