Tak Ngoyo, Konsumen di Yogyakarta Dominan Membeli Sepeda Motor Secara Tunai
Jumat, 29 November 2019, 16:53 WIBBisnisNews.id --FIFGROUP Wilayah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus berjuang ditenOgah kondisi perekonomian yang melemah. "Kinerja tetap tumbuh, meski diakui agak melambat," kata Vembri Darmawan - Branch Head FIFGROUP Yogyakarta 1 dalam perbincangan dengan pers di Yogyakarta, Jumat (29/11/2019).
Menurutnya, kebiasaan masyarakat Yogyakarta atau Jawa pada umumnya, mereka hidupnya tidak (ngoyo) atau ambisius, termasuk dalam membeli kendaraan sepeda motor misalnya. "Mereka lebih baik menabung dulu dan membeli sepeda motor tunai, dibandingkan harus kredit," kata Vembri.
Sementara, aku Dia, wilayah kerja FIFGROUP Yogyakarta 1 meliputi wilayah Palur (Solo), Yogyakarta 1, Yogyakarta 2, Yogyakarta 3, Solo, Temanggung, Banjarnegara, Kebumen, Magelang di Jawa Tengah.
Itulah sebabnya, aku Vembri FUFGROUP harus bekerja ekstra keras. Harus bijak dan bisa memanfaatkan momentum dalam memasarkan produknya termasuk sepeda motor merk Honda. "Memang tak mudah menarik simpati orang. Namun disitulah tantangan kita sebagai pekerja di sektor swasta," kilah Vembri.
"Dalam setahun rata-rata menjual 9.000 unit sepeda motor Honda. Dari jumlah tersebut, yang melakukan pembelian secara redit hanya 40%, karena selebihnya membeli secara tunai," jelas Vembri lagi.
Sementara, Heri Krisnata - FIFGROUP Marketing Head menambahkan, untuk menyiasati iklim usaha dan kearifan lokal masyarakat Yogyakarta itu, maka kita melakukan strategi pemasaran yang jitu. "Sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Yogyakarta, harus melakukan pendekatan yang baik serta memberikan skim pembiayaan yang terbaik untuk masyarakat," jelas dia.
Sejauh ini, paparHeri, pembiayaan yang paling besar di FIFGROUP (Yogyakarta) tetap untuk sepeda motor. Inibsesuai dengan bisnis inti FIFGROUP. "Selain itu baru produk gadget, alat rumah tangga dan lainnya (melalui Spektra), anak perusahaan FIFGROUP yang lain," sebut Heri.
Itupun penjyakan gadget dan alat rumah tangga banyak terjual di saat pameran. Masyarakat sekarang sudah semakin pandai dan bisa berhemat. "Saat pameran itu banyak menawarkan harga promo. Saat itulah mereka membeli gadget terutama untuk krlas menengan dengan harga sekitar Rp3 juta sampai Rp4 juta."(helmi)