Talk Show di Elnusa, Ahmad Yani BIlang Keselamatan Tangung Jawa Kita Bersama
Sabtu, 22 Februari 2020, 19:21 WIBBisnisNews.id -- Direktur Angkutan Jalan, Ditjen Perhubungan Darat (Hubdat), Kemenhub Ahmad Yani, ATD, MT mengatakan bahwa keselamatan berkendara baik pribadi maupun operasional korporasi merupakan tanggung jawab semua pihak Pemerintah, perusahaan serta awak angkutan.
“Yang tidak kalah penting saya mengajak semua pihak untuk juga mematuhi peraturan yang ada, baik dari vehicle, surat ijin mengemudi yang sesuai serta peraturan lalu lintas” kata Ahmad Yani disela-sela Talk Show Elnusa, Tbk di SUrkuit Sentul, Bogor, Sabtu (22/2/2020).
Ahmad Yani tampil menjadi pembicara talk show bersama Lelin (VP HSSE Elnusa, Tbk), Anton (dosen PKTJ Tegal), ITDN Toto, serta pembalab nasional Alexandra Asmasubrata mengenai keselamatan transportasi.
Baca Juga
Menurut Ahmad Yani, hasil investasi KNKT menyebutkan, kasus kecelakaan kendaraan angkutan berat apalagi yang over load banyak terjadi di jalan menurun. Saat itu, para pengemudi kurang mahir menguasai kendaraannya, dan tidak dalam posisi gigi yang tepat.
Beberapa kasus laka lantas seperti Fly Over Kretek Bumiayu, Tol Cipali, Tol Cipularang, bahkan laka lantas di Sumatera Selatan kemarin terjadi di jalan menurun. "Saat itu, pengemudi diketahui tidak menggunakan gigi yang pas. Seharusnya, di jalan menurun posisi gigi 1-2, sehingga tak harus mengerem/ injak pedal rem kendaraan," kata Ahmad Yani menjawab BisnisNews.id.
Oleh karena itu, menurut Ahmad Yani, setiap pengurusan izin baru atau perpanjangan izin trayek setiap perusahaan angkutan baik barang atau orang harus mempunyai SMS (safety management system) yang baik dan teruji.
"Setiap perusahaan angkutan harus mempunyai manajer saftey. paling tidak instruktur safety. Dengan SMS yang baik dan SDM baik, maka potensi terjadinya laka lantas akan semakin kecil," papar alumni STTD itu.
Selain itu, menurut Ahmad Yani, semua kendaraan yang dioperasikan untuk angkutan umum harus dipastikan laik jalan. "Pemerintah hanya bisa mengontrol saftey setiap enam bulan melalui uji Kir."
"Sementara, uji harian kendaraan harus dilakukan operasi perusahaan angkutan harus memiliki manager safety, khususnya safety instruktur," terang pejabat Hubdat itu lagi.
Pasang GPS dan E-Lock Book
Ke depan, menurut dia, Ditjen Hubdat akan menerapkan e-lockbood bagi setiap kendaraan umum. E-lock book itu berisi identitas kendaraan, aak angkutan bahkan bisa difungsikan sebagai alat pembayaran layaknya ATM.
Selain itu, papar AHmad Yani semua kendaraan angkutan umum juga harus memasang global potitioning system (GPS), sehingga perilaku pengemudi dan posisi kendaraan yang dioperasikan dari control room.
"Dengan alat-alat tersebut, maka manajemen bisa mengontrol kendaraan bahkan perilaku awak kendaraan angkutan terpantau riil time. Operator khususnya pengemudi tak bisa senaknya mengemudikan kendaraannya, karena akan membayakan diri dan pengguna jalan lainnya," urai Ahmad Yani.
Target pemasangan GPS dan juga e-lock book tersebut, menurut Ahmad Yani pada masa angkutan Lebaran 2020 sudah mencapai 5.000 unit kendaraan. "Dengan harapan, angkutan umum saat peak season Lebaran bisa lebih bai, dan jumlah laka lantas dan korbannya bisa ditekan semaksmal mungkin," kilah Ahmad Yani.
Dia menambahkan, untuk urusan saftey atau keselamatan tak ada toleransi. Pihak eprusahaan pun mutlak harus menenuhi asoek keselamatan itu. "Untuk kesematan penumpang dan orang di jalan raya, tak boleh dihitung untung rugi semata. Tapi, UU mengamanatkan aspek safety mutlak harus dipenuhi," tegas Ahmad Yani.(helmi)