Tebelian Gantikan Bandara Susilo, Pertumbuhan Penumpang Capai 35,13 Persen
Minggu, 08 April 2018, 16:37 WIBBisnisnews.id - Bandar Udara Tebelian Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat siap dioperasikan, menggantikan Bandar Udara Susilo yang saat ini kondisinya tidak bisa dikembangkan lagi.
Bandara Tebelian mempunyai landasan pacu 1.660 x 30 meter atau lebih panjang dibandingkan Bandara Susilo yang landasan pacunya hanya 1300 meter dan lebar 30 meter. Dengan demikian Bandara Tebelian bisa melayani operasional pesawat sekelas ATR 72 dengan lebih maksimal baik untuk penumpang maupun kargo.
Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan, trend pertumbuhan penumpang di Sintang sekitar 35,13 persen per tahun dari 96.063 penumkang 2017.
“Waktu masih dilayani oleh Bandara Susilo, pada tahun 2017 lalu, jumlah penumpangnya sudah mencapai 96.063 orang. Padahal pada tahun 2012 lalu jumlah penumpangnya baru 26.000. Jadi peningkatannya lebih dari 250 persen. Suatu hal yang luar biasa,” ujar Agus.
Diharapkan dengan lebih banyaknya pesawat yang bisa masuk dengan maksimal ke bandara baru yang lebih besar ini juga bisa lebih meningkatkan arus penumpang dan barang ke wilayah Sintang dan sekitarnya yaitu Kabupaten Melawi, Sekadau dan Putussibau. Dengan demikian perekonomian wilayah akan lebih berkembang dan kesejahteraan masyarakatnya juga meningkat.
Selain untuk meningkatkan perekonomian, keberadaan bandara Tebelian juga untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara karena letaknya yang berbatasan dengan wilayah Serawak di Malaysia dan membuka keterisolasian daerah. Bandara Tebelian juga diharapkan bisa menjadi embarkasi haji antara bagi umat muslim dari daerah Sintang dan sekitarnya menuju embarkasi haji terdekat yaitu Balikpapan atau Banjarmasin.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan tinggi tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Sintang dan Ditjen Perhubungan Udara bekerjasama memindahkan Bandara Susilo ke Bandara Tebelian. Bandara Susilo sudah tidak bisa dikembangkan karena lokasi bandara yang berada di tengah pemukiman penduduk. Runway Bandara Susilo tidak bisa diperpanjang karena sudah tidak ada lahan lagi. Di ujung runway juga terdapat akses jalan kendaraan masyarakat dan aliran sungai.
“Kini Bandara Tebelian sudah siap untuk dioperasikan. Kami telah melakukan pemeriksaan secara intensif terkait dengan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan penerbangannya sesuai peraturan keselamatan penerbangan sipil (PKPS/ CASR) yang berlaku. Ini merupakan salah satu persembahan kami selaku otoritas penerbangan nasional kepada bangsa dan negara Indonesia dengan mewujudkan Nawacita dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo,” ujar Agus lagi.
Kabupaten Sintang yang merupakan kabupaten terbesar kedua di Kalimantan Barat setelah Kabupaten Ketapang, menyimpan potensi perekonomian yang sangat besar terutama dari perkebunan dan pariwisata.
Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yoshepha Hasnah, di Kabupaten ini terdapat 48 perkebunan kelapa sawit dengan jumlah karyawan sekitar 600 orang tiap perusahaan.
Selain itu Kabupaten Sintang juga mempunyai banyak obyek wisata yang potensial, di antaranya Hutan Wisata Baning yang terletak ditengah-tengah Kota Sintang, kawasan wisata Bukit Kelam, museum Dara Juanti yang dulunya adalah Istana Kerajaan Sintang, serta museum Kapuas Raya yang berisi beraneka benda sejarah dan hasil kerajinan masyarakat Kalimantan sebelah Barat.
“Masyarakat Sintang sudah sangat menantikan Bandara Tebelian yang lebih besar ini. Selain untuk meningkatkan perekonomian, juga bisa mendukung pertahanan dan keamanan negara karena letaknya yang berbatasan dengan wilayah Serawak di Malaysia dan membuka keterisolasian daerah. Dari Sintang ke ibukota provinsi yaitu Pontianak kalau menggunakan jalan darat membutuhkan waktu 5.- 7 jam. (Syam S)