Tekan Penyebaran Covid-19 Tanpa Ganggu Distribusi Barang, Ini Saran SCI
Minggu, 22 Maret 2020, 17:12 WIBBisnisNews.id -- Untuk menekan penyebaran wabah Covid-19, pergerakan barang dan manusia memang harus dibatasi sekaligus dikendalikan, baik pada wilayah yang telah maupun belum/tidak menetapkan status tanggap darurat bencana.
"Namun, barang kebutuhan pokok tetap harus terpenuhi sehingga diperlukan sistem logistik yang menjamin pendistribusiannya dengan meminimalkan potensi penyebaran wabah," kata Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi kepada pers di Jakarta, Minggu (22/3/2020).
Dikatakan, pengendalian pergerakan ini dilakukan dalam proses pengiriman barang dari sumber pasokan ke dalam kota maupun dalam penyampaian barang ke pelanggan.
Setijadi juga menyatakan bahwa langkah awal dalam membangun sistem logistik tanggap darurat bencana adalah pemetaan rantai pasok, baik permintaan maupun pasokannya.
Menurut dia, pemetaan permintaan mencakup: penentuan batas wilayah dan jumlah penduduk masing-masing wilayah, serta penentuan barang yang dibutuhkan (jenis dan volume). "Sedang pemetaan pasokan mencakup: identifikasi dan penentuan sumber-sumber pasokan masing-masing jenis barang berikut kapasitasnya," jelas Setijadi.
Dalam pemetaan nanti, menurut dia, harus diidentifikasi sistem distribusi yang akan digunakan, termasuk penentuan para pelaku (perusahaan-perusahaan) yang akan terlibat beserta jumlah, jenis, dan sebaran fasilitas-fasilitas distribusinya.
Selanjutnya, papar Setijadi, frekuensi pembelian dan pengiriman dapat dikurangi dengan volume pemesanan yang tinggi. "Namun harus dipertimbangkan kemampuan penyediaan pasokan. Jika stok terbatas, volume pembelian justru harus dibatasi," aku praktisi logistik itu lagi.
Selanntnya, papar Setijadi, penentuan volume pembelian ini juga harus mempertimbangkan kelompok masyarakat yang terbatas dananya.
"Pertimbangan lain adalah kapasitas penyimpanan rumah tangga dan ketahanan bahan pangan, seperti sayur, juga terbatas," kilah putra Bandung itu.
Bangun Sistem Logistik Baru ?
Sementara, menurut SCI, jika akan membangun sistem logistik baru membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang berikut pendanaan yang besar. "Sebaiknya, upaya itu dibarengi pemanfaatan sistem distribusi yang sudah berjalan, misalnya sistem distribusi pasar modern," saran Setijadi.
Sistem itu berikut fasilitas distribusi (pusat distribusi dan jaringan toko) dan sistem operasionalnya, menurut SCI, sangat memungkinkan untuk mendukung sistem logistik pada situasi tanggap darurat bencana.
"Pemanfaatan Sistem Ritel, Setijadi menjelaskan bahwa sistem logistik itu harus meminimalkan kedatangan, pertemuan, dan kerumunan pembeli di toko ritel (minimarket dan supermarket) yang berpotensi meningkatkan penyebaran wabah Covid-19," tegas Setijadi.(nda/helmi)