Terapkan Gross Split, Indonesia Bisa Hemat Cost Recovery
Jumat, 04 Oktober 2019, 06:17 WIBBisnisNews.id -- Pemerintah melalui Kementerian ESDM menerapkan skema kontrak kerja sama migas dengan skim gross split. Sisten ini sudah digunakan sejak tahun 2017 dan mamou memberikan hasil signifikan. Skema tersebut akan terus diaplikasikan di tahun 2020 mendatang.
"Tahun 2019 ini, penghematan cost recovery lewat gross split totalnya bisa menghemat sampai 1,66 miliar dolar AS. Insya Allah tahun depan, kita bisa hemat cost recovery diperkirakan sebesar 1,78 miliar dolar AS," kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Jakarta, kemarin.
Penghematan ini menyebabkan harga gas di hulu dapat lebih kompetitif. "Kita berusaha agar hulunya (gas) juga ikut merencanakan program yang lebih kompetitif sehingga harga bisa ditekan. Tidak serendah mungkin, tapi sekompetitif mungkin," ujar Wamen ESDM.
Selain penghematan melalui skema gross split, menurut Arcandra, penurunan harga gas dapat terealisasi di lapangan yang belum berproduksi. "Sebaliknya pada lapangan yang berproduksi, penurunan harga gas sulit dilakukan," sebut laman @esdm.go.id.
Wamen ESDM mencontohkan, harga gas di Lapangan Jambaran Tiung Biru. Proyek yang sempat terhenti ini, akhirnya dapat berjalan lagi setelah dilakukan pemotongan capexsebesar US$ 500 juta, sehingga harganya dapat diturunkan dari US$ 9 per mmbtu menjadi US$ 7,6 per mmbtu.
"Untuk beberapa lapangan yang perlu di-develop, insya Allah kita masih ada ruang untuk menurunkannya. Tapi bagi hulu (gas) yang sudah berproduksi, (penurunan harga) kadang-kadang ini agak susah," kata Arcandra.(helmi)