Tiga Negara Pantai Bentuk Forum Pengamanan Selat Malaka
Jumat, 20 Juli 2018, 14:07 WIBBisnisnews.id - Indonesia, Malaysia dan Singapura yang tergabung dalam Tripartite Technical Expert Group (TTEG) bersama sejumlah stakeholder membentuk forum kerjasama Cooperative Mechanism (CM).
Forum itu bertujuan untuk memastikan terwujudnya keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Kepala Distrik Navigasi Kelas I Tanjungpinang, Raymond Sianturi mengatakan, salah satu proyek yang ditangani ialah pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) melalui wadah Aids of Navigation Funds (ANF) Committee.
Kegiatan pemeliharaan SBNP dalam rangka kerjasama dalam wadah ANF tersebut sedang berlangsung dari t16 Juli 2018 hingga 9 Agustus 2018, menggunakan Kapal Negara Kenavigasian KN. Jadayat dari Distrik Navigasi Kelas I Tanjungpinang.
Adapun penugasan pemeliharaan SBNP tersebut mencakup 28 unit SBNP di wilayah kerja Distrik Navigasi Kelas I Tanjungpinang dan Distrik Navigasi Kelas I Dumai, yang terdiri dari lima Menara Suar, delapan Rambu Suar, enam Resilient Light Beacon (RLB) dan sembilan Pelampung Suar yang kesemua itu merupakan SBNP yang sangat vital bagi lalulintas pelayaran internasional, regional maupun domestik di kawasan tersebut.
"ANF merupakan wadah bagi masyarakat pelayaran internasional untuk berpartisipasi mendukung pemeliharaan SBNP pada jalur pelayaran yang sangat padat dengan lalulintas pelayaran internasional," ujar Raymond.
Raymond menjelaskan, melalui pemeliharaan SBNP melalui pemanfaatan pembiayaan dari ANF dilakukan untuk sepanjang alur TSS (Traffic Separation Scheme) Selat Malaka dan Selat Singapura.
"Pelaksanaan pemeliharaan dimaksud didukung oleh tenaga ahli Malacca Straits Council (MSC) Jepang, yang juga ditunjuk oleh Komite ANF sebagai pengawas / supervisor teknis dalam pemeliharaan serta perbaikan SBNP dimaksud," jelas Raymond.
Dalam kerjasamanitu dia menekankan kepada petugas Disnav Tanjung Pinang yang bertugas untuk melaksanakan pemeliharaan sesuai standar dan berkualitas tinggi tentunya dengan mengutamakan keselamatan.
Sebagai anggota Dewan International Maritime Organization (IMO), kata Raymond, Indonesia terus berperan aktif dalam menciptakan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim terutama di jalur yang digunakan sebagai lalu lintas pelayaran Internasional.
"Meskipun terdiri dari wilayah perairan Indonesia, Malaysia dan Singapura, namun Selat Malaka dan Selat Singapura merupakan Selat yang dipergunakan bagi lalulintas pelayaran internasional sebagaimana diamanatkan dalam Hukum Laut Internasional," ujar Raymond.
Raymond menambahkan bahwa jalur pelayaran tersebut merupakan choke point pelayaran internasional yang sangat strategis dan memiliki prioritas yang sangat tinggi. (Ismadi)