Tiger Airways Tarik Diri Permanen Dari Bali
Jumat, 03 Februari 2017, 12:58 WIB
Bisnisnews.id - LCC Tiger Airways telah menarik diri dari rute Australia untuk penerbangan Bali secara permanen, mengatakan bahwa setelah berminggu-minggu melakukan negosiasi, ujungnya Pemerintah Indonesia menolak untuk memberikan persetujuan peraturan untuk penerbangan.
Sedianya LCC ini akan melanjutkan penerbangan setelah mencapai kesepakatan perjanjian prinsip dengan Indonesia kemarin lalu, tetapi ternyata itupun berakhir gagal.
Masalah diawali sekitar ijin pengoperasian Boeing 737 yang disewa LCC ini dari induknya Virgin Australia.
Otoritas sempat memberikan ijin pada bulan Maret tahun lalu, namun bulan Januari kemarin, Indonesia mencabut izin dan membatalkan puluhan penerbangan.
Rencana wisatawan yang baru mau berkunjung malah menjadi kacau, dan penumpang yang ingin pulang ke Australia juga terdampar di bandara karena langkah tergesa ini diambil justru di saat musim puncak liburan.
Negosiasi Tiger Airways menggunakan A320 telah gagal dan otoritas Indonesia ingin maskapai mengajukan International Air Operator Certificate yang baru untuk mengoperasikan 737, sebuah proses yang ditenggarai akan memakan waktu 6 bulan dan biaya jutaan dollar.
Semua negara-negara lain menerima AOC domestik Tiger Airways, yang dikeluarkan oleh CASA, regulator keselamatan Australia.
Tiger Airways membuat pengumuman dalam situs resminya hari ini dan mengatakan bahwa, " Pihak berwenang Indonesia telah memberitahu bahwa Tiger Airways membutuhkan solusi peraturan alternatif untuk beroperasi ke Bali. "
" Solusi ini akan memakan waktu setidaknya 6 bulan untuk pelaksanaan dan akan membahayakan kemampuan maskapai untuk menawarkan penerbangan murah untuk harga tiket pesawat wisatawan ke Bali. "
" Sebagai hasil dari perkembangan ini, Tiger Airways Australia hari ini telah membuat keputusan sulit dan menarik diri dari penerbangan antara Australia dan Bali secara permanen, berlaku efektif segera. "
CEO Tiger Airways, Rob Sharp mengatakan maskapai ini akan bekerja sama dengan Virgin Australia untuk mendukung kepulangan penumpang yang masih ada di Bali.
" Kami juga akan memberikan pengembalian dana penuh kepada pelanggan yang memesan untuk perjalanan ke dan dari Bali dengan kami, " katanya.
Berita ini muncul pada hari yang sama Virgin Australia mengumumkan kuartalan laba sebelum pajak sebesar 45.9 juta dollar.
Bulan lalu CEO Tiger Airways, Rob Sharp menuduh pemerintah Indonesia tidak menghormati kesepakatan yang memungkinkan izin untuk terbang selama 12 bulan dari Maret tahun lalu.
Perjanjian tersebut membuat Tiger Airways menyewa pesawat dan kru dari Virgin Australia dan beroperasi ke Bali dari Perth, Adelaide dan Melbourne.
Berdasarkan perjanjian tersebut, maskapai ini tidak diijinkan menjual tiket di Bali untuk tujuan Australia.
Sumber di Jakarta sempat mengatakan bahwa terjadi perpindahan pengawasan perjanjian, dari unit penerbangan penumpang reguler ke unit yang menangani penerbangan charter, yang berarti maskapai jadi melanggar aturan. (marloft)