Tinggi Permintaan Perawatan Airframe Maintenance Pasca Covid-19
Sabtu, 07 Maret 2020, 13:26 WIBBisnisNews.id -- Di tengah peningkatan skala epidemik COVID-19 di berbagai belahan dunia, berdampak pada penutupan beberapa rute penerbangan dari dan ke wilayah Tiongkok dan beberapa Negara lain. Garuda Maintenancr Fasilities (GMF) justru mendapat peluang untuk penetrasi pasar yang lebih besar ke dunia international.
Beberapa perawatan airlines yang semula dipercayakan pada MRO di wilayah Tiongkok pun perlu dilakukan perubahan rencana. "Indonesia menjadi tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan perawatan airlines yang tidak bisa ditunda tersebut. Salah satunya adalah dari lini bisnis Airframe Maintenance," kata Direktur Utama GMF, Tazar Marta Kurniawan di Tangerang, Banten.
Sebagai imbas positif di balik wabah COVID19, lanjut dia, GMF mendapatkan tambahan permintaan perawatan Airframe dari berbagai airlines mancanegara.
Menurut Tazar, hal ini turut mendukung perwujudan misi GMF guna memacu pertumbuhan bisnis dari segmen Airframe Maintenance untuk pesawat non afiliasi. "Hingga bulan ke dua di tahun 2020, GMF telah mengantongi order untuk 35 proyek Aircraft Redelivery di mana angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2019," jelas Tazar.
Pangsa pasar non afiliasi, terutama dari customer internasional kini menjadi target GMF selanjutnya. “Kapabilitas kami telah tersertifikasi di level internasional dengan dikantonginya authority approval dari FAA, EASA, dan juga CASA, kini saatnya dominasi di pasar internasional kita mantapkan dengan misi tambahan yaitu membawa nama baik Indonesia semakin kuat di pasar regional di tengah kondisi ekonomi global saat ini,” ungkap Tazar.
Pelaksanaan Disinfeksi di GMF
Pada kondisi yang berpotensi terjadinya penyebaran virus secara luas, maka pelaksanaan desinfeksi perlu dilakukan untuk seluruh area yang bersentuhan langsung dengan penumpang, seperti lavatory, seat, overhead compartment, dan juga galley.
Terhitung sejak Januari 2020, menurut Tazar, GMF telah melakukan proses desinfeksi untuk 19 pesawat Garuda Indonesia dan 13 pesawat Citilink Indonesia. Perlakuan yang sama juga diterapkan pada pesawatpesawat yang datang dari negara-negara terdampak dan hendak melakukan perawatan airframe maintenance di GMF.
Total pesawat dari airlines non afiliasi berjumlah 18 pesawat yang berasal dari delapan negara berbeda. “Kami paham resiko tertular pada saat proses desinfeksi sangatlah tinggi, untuk itu pengawasan akan kesehatan dan keselamatan personel menjadi hal yang kami perhatikan pada kesempatan pertama”, tambah Tazar.
Petugas wajib menggunakan alat perlindungan diri sesuai standard selama mengerjakan pekerjaan desinfeksi yakni seminimalnya adalah hand gloves dan masker sekali pakai untuk metode pencegahan dan perlu ditambahkan baju khusus untuk kasus di mana telah terjadi infeksi dalam pesawat.
"Adapun proses desinfeksi pun menggunakan cairan desinfektan yang telah direkomendasikan untuk penerbangan yaitu Appled 3471 dan Isoprophyl dengan kadar alkohol 70%," tegas Tazar.(helmi)