Tumpahan Minyak Sampai Pulau Seribu, Ini Yang Dilakukan Pihak Pertamina
Jumat, 02 Agustus 2019, 08:26 WIBBisnisnews.id -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Manajemen PT Pertamina bersinergi untuk mengatasi dampak tumpahan minyak di pantai utara Karawang, Jawa Barat. Hampir sebulan tumpahan minyak tersebut terjadi serta dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat pesisir makin luas, bahkan sampai ke wilayah Kepulauan Seribu Jakarta Utara.
Dirut Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, saat ini pihaknya terus berupaya optimal untuk menahan agar tumpahan minyak tidak melebar ke perairan yang lebih luas dengan mengerahkan 7 (tujuh) lapis proteksi di sekitar anjungan. Salah satunya yakni dengan menaruh oil boom di sekitar anjungan. Oil boom adalah peralatan yang digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di perairan sekitar anjungan.
“Sebanyak tujuh lapis proteksi telah kami kembangkan di sekitar daerah terdampak. Di lapis 1 kita pasang static oil boom di sekitar anjungan YYA-1 sepanjang 2.450 meter untuk menahan oil spill dalam lingkungan anjungan. Di layer 2, kita juga memasang moveable oil boom sepanjang 2x200 meter untuk menghadang ceceran minyak dari lapis 1 yang masih belum tertahan sepenuhnya,” jelas Nicke di Jakarta kemarin.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertemu Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) Nicke Widyawati; Direktur Hulu PT. Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu; Direktur Utama PT. Pertamina Hulu Energi Meidawati; dan jajaran Eselon I lingkup KKP.
Menurut Nicke, Pertamina juga mengerahkan 3 oil skimmer untuk mengangkat dan menyedot tumpahan minyak yang berada di perairan sekitar anjungan. Pihaknya juga menurunkan 39 kapal untuk menampung sementara tumpahan minyak telah disedot sekaligus
Naik Helikopter
Sebagai bentuk dukungan KKP terhadap Pertamina, Menteri KKP Susi Pudjiastuti beserta jajaran telah meninjau langsung pesisir pantai utara Karawang hingga Kepulauan Seribu dari udara menggunakan helikopter pada Kamis (1/8/2019) pagi.
Menteri Susi menyampaikan masyarakat tidak perlu khawatir karena institusi pemerintah terkait, baik Pertamina sebagai perusahaan negara maupun sejumlah K/L lainnya seperti KKP dan KLHK, dan Kementerian ESDM akan menanggulangi dampak dari perisitiwa ini hingga tuntas.
“Peristiwa ini sebetulnya kecelakaan, musibah yang tidak kita harapkan namun terjadi. Untuk peristiwa di Karawang saya tidak begitu khawatir karena Pertamina sebagai perusahaan negara juga akan menanganinya dengan baik,” ujarnya Menteri Susi.
Menteri Susi juga memastikan bahwa stakeholders sekitar yang terdampak, utamanya nelayan, petambak, dan warga pesisir akan mendapatkan kompensasi dari Pertamina bekerjasama dengan K/L terkait. “Tentunya, stakeholder-stakeholder yang dirugikan juga akan mendapatkan recovery atau kompensasi,” ucapnya.
Selanjutnya, Menteri Susi berharap agar ke depannya Pertamina menyediakan lebih banyak oil boom untuk meminimalisir penyebaran minyak apabila terjadi peristiwa serupa. “Mungkin ini menjadi pelajaran bagi kita semua ke depan, oil boom itu mungkin kita harus punya stok lebih banyak. Karena kalau menangani lebih cepat dengan oil boom, lebih banyak liquid ini tidak akan sampai ke pinggir,” ujarnya.
Menteri Susi juga menyarankan agar pihak Pertamina dapat menyediakan command center untuk mengatur lalu-lintas kapal agar penanganan dapat dilakuan dengan lebih cepat. “Kapal-kapal untuk menangkap tumpahan minyak sudah cukup banyak, mungkin bisa lebih dimaksimalkan dari command centernya Pertamina dalam menjangkau minyak yang luput dari oil boom,” tegas Susi.(helmi)