Tuna Kaleng Indonesia Geser Thailand di Arab Saudi
Sabtu, 08 April 2017, 03:07 WIBBisnisnews.id - Ikan tuna Indonesia mulai dilirik di Arab Saudi. Pembelian tahun ini dengan nilai 385.000 dolar Amerika Serikat atau lebih dari Rp 5 miliar sudah diraih.
Hal itu menunjukkan produk ikan olahan Indonesia ternyata cukup digemari di Arab Saudi. Bahkan perusahaan importir produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia asal Arab Saudi, Sami Al-Khatiri akan membeli langsung tuna kaleng Indonesia dengan nilai 385.000 dolar AS tahun ini.
Hal itu disampaikan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Gunawan dalam pertemuan Tim Ekonomi dan Perdagangan dengan Sami Al-Khatiri di Jeddah, beberapa waktu lalu.
"Tahun ini, Sami Al-Khatiri menghentikan impor tuna kaleng dari Thailand dan mengalihkan pembelian ke Indonesia dengan jenis berat 1,8 kg dan 80 gram. Nilai impornya sebesar 385 ribu dolar AS atau lebih dari Rp 5 miliar tahun ini," tambah Gunawan seusai pertemuan.
Konsul Jenderal RI di Jeddah Hery Saripudin menyatakan, keputusan tersebut merupakan peluang bagus bagi ikan tuna asal Indonesia sebab Sami Al-Khatiri sudah melakukan ekspansi ke pasar negara-negara Teluk lainnya, seperti Kuwait, Sudan, dan Uni Emirat Arab.
Popularitas ikan tuna semakin menanjak di Arab Saudi karena adanya kampanye gaya hidup sehat yang digaungkan oleh beberapa supermarket dan hipermarket seperti Lulu, Al-Madinah, dan Nesto di Jeddah. Sementara itu, hipermarket Otent mempromosikan konsumsi ikan tuna di Riyadh dan sekitarnya.
Berdasarkan data statistik BPS yang diolah oleh Kementerian Perdagangan, nilai ekspor produk perikanan dari Indonesia ke Arab Saudi menunjukkan adanya tren peningkatan yang menggembirakan. Pada 2012, Indonesia berhasil membukukan nilai transaksi ekspor produk ikan sebesar 886 ribu dolar AS. Pada 2013, meningkat menjadi 1,7 juta dolar AS. Pada 2014, nilai ekspor produk perikanan dari Indonesia ke Arab Saudi sempat menurun menjadi 1,48 juta dolar.
Pada 2015, Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk perikanan ke Arab Saudi sebesar 2,74 juta dolar. Selanjutnya pada 2016, Indonesia berhasil membukukan nilai transaksi sebesar 5,34 juta dolar atau meningkat 95% dibanding pada 2015.
Selain tuna, ITPC Jeddah juga membicarakan pasar minuman jahe instan di Arab Saudi yang masih sangat terbuka. Hingga saat ini, Sami Al-Khatiri masih mengimpor minuman jahe instan dari Inggris yang bukan merupakan penghasil jahe dunia. Jahe asal Inggris tersebut diimpor 60 kontainer per tahun dengan nilai 1,34 juta dolar atau sekitar Rp 17, 87 miliar. (Gungde Ariwangsa)