Untuk Menarik 12 Juta Wisman, Menpar Gandeng Empat BUMN
Kamis, 03 November 2016, 13:47 WIBMenpar Arief Yahya mengatakan, keberhasilan pariwisata Indonesia sangat ditentukan oleh ketersediaannya jumlah seat pesawat. Karena 75% kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan transportasi udara.
" Kunjungan wisman sangat bergantung pada airlines. Melalui MoU ini sebagai upaya mendorong AP I, AP II, AirNav Indonesia serta arlines untuk meningkatkan kontribusinya dalam pencapaian target kunjungan 20 juta wisman serta pergerakan 275 juta wisnus di Tanah Air pada 2019 mendatang," kata Menpar Arief Yahya, Kamis (3/11/2016), usai menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengam tiga BUMN di kantornya.
Menpar Arief Yahya mengatakan, tersediaannya kapasitas seat penerbangan internasional sebanyak 19,5 juta seats oleh perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing saat ini hanya cukup untuk menenuhi target kunjungan 12 juta wisman. Sementara untuk mendatangkan 20 juta wisman tahun 2019, harus tersedia 30 juta seats pesawat, yang berarti diperlukan tambahan 10,5 juta seats dalam 3 tahun ke depan.
" Dimana untuk bisa memenuhi target kunjungan 15 juta wisman di tahun 2017, dibutuhkan minimal 4 juta tambahan seats baru," kata Arief Yahya.
Dikatakan, untuk memperoleh tambahan seats penerbangan internasional tersebut, perlu dilakukan upaya bersama dari 3A (Airlines- Airports and Air Navigation - Authorities). Berupa kecukupan slot di bandara, kecukupan air service agreement (ketersediaan air traffic right), serta menambah direct flight berjadual melalui pembukaan rute baru, extra flight, maupun flight baru dari pasar wisman potensial.
Dijelaskan, untuk memenuhi kebutuhan tambahan seats dalam waktu dekat (2017), bagaimanapun juga masih mengandalkan pada bandara Ngurah Rai Bali dan Soekarno -Hatta Cengkareng.
Arief Yahya meminta, untuk mengoptimalkan kapasitas slot-time di bandara Ngurah Rai dan Soekarno-Hatta (non-phisical effort). Untuk jangka waktu 1-2 tahun ke depan perlu segera dilakukan upaya pembangunan perluasan bandara, seperti perluasan terminal, perluasan parking stand, serta pembangunan rapid exit taxiway di beberapa bandara. Sementara untuk memenuhi kebutuhan 3 tahun ke depan Menpar meminta segera mulai dilakukan pembangunan bandara baru, seperti di Kulon Progo, Bali Utara, Jawa Barat maupun Banten.
Kesepakatan kerjasama dalam nota kesepaham tersebut meliputi; pertukaran data, informasi, dan promosi bersama (joint promotion) untuk menunjang kegiatan promosi pariwisata Indonesia di pasar internasional dan domestik; membuat analisis dan kajian bersama mengenai konektivitas udara yang dibutuhkan wisman dan wisnus; melakukan upaya sinkronisasi rencana pengembangan kapasitas bandara dengan rencana pengembangan destinasi pariwisata dalam rangka mencapai target pariwisata nasional; serta penyediaan sarana tourism information center di bandara udara internasional maupun domestik.