Usaha Sektor Transportasi dan Logistik Perlu Bertahan di Tengah Kondisi Yang Mudah Berubah
Jumat, 17 April 2020, 19:33 WIBBisnisNews.id -- Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Ahmad Yani mengatakan tujuan untuk bertahan dalam kondisi pandemi adalah salah satu hal krusial akibat pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, tentu banyak perubahan yang terjadi.
“Saya yakin kalau angkutan penumpang orang masih dapat menunda perjalanannya. Tapi di logistik kita tahu semua untuk produksi tidak dapat ditunda oleh sebab itu kami semua sedang melakukan digitalisasi di angkutan logistik dan angkutan penumpang. Kita berkesimpulan bahwa pemerintah mendukung angkutan logistik dan tidak ada hambatan untuk angkutan logistik selama masa pandemi Covid-19 ini,” jelas Ahmad Yani di Jalarta, Jumat (17/4/2020).
Yani menjadi salah seorang narasumber dalam acara _Industry Roundtable: Surviving The Covid-19, Preparing The Post Logistic Industry Perspective_ yang digelar secara online. Yani mengatakan, “Sebagai dasar utamanya logistik tidak boleh terganggu dalam pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar khususnya Jakarta dan kota lain. Berdasarkan hasil masukan teman-teman pelaku logistik maka semua ada di dalam PM 18 Tahun 2020.
Di logistik kita tidak boleh terganggu, oleh sebab itu pemerintah mengacu kepada PM tersebut yang isinya bagaimana kita di sektor transportasi mengadaptasi protokol kesehatan. Kebutuhan masyarakat adalah hal yang penting dan jadi logistik prioritas utama di transportasi jalan. Protokol ini tentunya atas masukan asosiasi seperti Organda dan Aptrindo,” jelas Yani dalam keterangannya sambil menjelaskan tentang Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran _Corona Virus Disease_ 2019 (Covid-19).
Yani juga menyampaikan bahwa para pengusaha semestinya tidak boleh menyerah. “Kami mendorong seluruh perusahaan logistik untuk menjadi perusahaan yang terus belajar. Terutama sudah banyak teman-teman pengusaha yang sudah merespon terutama yang berbasis IT seperti Ritase dan Ontruck, akhirnya nanti kita berharap nanti punya sistem informasi logistik di tiap wilayah di Indonesia,” tambah Yani.
Banyak Usaha Mendadak Berubah
Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc. sebagai pemateri sekaligus tuan rumah dalam diskusi ini menyatakan, “Pada 3 April yang lalu saya selalu mengatakan jangan cuma _surviving_ Corona tapi juga _preparing the post_. Baik industri yang _growing_ maupun _storming_."
"Beberapa bisnis ini mendadak banyak yang berubah karena banyak orang yang tidak berani keluar rumah sehingga semua tergantung _delivery_. Jadi kuartal 1 dan kuartal 2 ini _surviving_ tapi sekaligus harus persiapan untuk pasca Covid-19,” jelas Hermawan saat membuka diskusi.
Melalui diskusi ini juga diangkat bagaimana peluang yang dapat diraih sektor logistik mengingat ada jaringan distribusi yang bertumbuh karena teknologi dengan menghadirkan sistem jasa antar, terlebih dengan adanya industri _e-commerce_ atau hadirnya sistem belanja online yang semakin digemari kala keterbatasan selama masa karantina.
"Saya menyebutnya sektor yang terkena _windfall_. Di saat sektor lain kesulitan, logistik seharusnya menikmati karena kebiasaan masyarakat berubah. Peran logistik menjadi penting. Tapi harus diingat, walau bisnis berpotensi bagus tetap harus bersiap kalau COVID-19 ini selesai. Sekarang menikmati belum tentu setelah COVID-19 menikmati. Tetap harus ada _preparing_, atau mempersiapkan," ujar Hermawan.
Dalam acara tersebut, hadir juga Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) M Feriadi, Ignasius Jonan, Direktur Lookman Djaja Logistics Kyatmaja Lookman, serta perwakilan dari beberapa asosiasi logistik terkait yang dihadiri sebanyak 400 partisipan.(hel/helmi)