Volume Arus Barang di Bandara Haluoleo Kendari Naik 95 Persen
Jumat, 18 Mei 2018, 16:17 WIBBisnisnews.id - Volume kargo udara di Sulawesi Tenggara dalam dua tahun terakhir ini meningkat signifikan. Rata-rata arus barang yag masuk melalui bandara Haluoleo Kendari sejak awal 2018 tercatat 23 ton per hari atau naik sekitar 95 persen di banding tahun 2017 yang hanya mencapai 12 ton.
Khusus komoditi ekspor saat ini dikembangkan sektor perikanan dan pertanian, berupa kepiting bakau super. Komoditi jenis ini, sekarang menjadi andalan bagi para petani dan eksportir karena tigginya permintaan.
"Kami berikan ruang, kami fasilitasi melalui pergudanngan di Bandara Haluoleo dan dukungan penuh pihak Bea Cukai, sehingga dokumen ekspor yang sudah submit bisa langsung dan tidak perlu lagi ada pemeriksaan ulang," kata Kepala Bandara Haluoleo Sulawesi Tenggara (Sultra), Rudi Richardo saat dihubungi Bisnisnews, Jum'at (18/5/2018), terkait ekspor perdana komoditi perikanan jenis kepiting bakau super tujuan Singapura.
Pertumbuhan volume arus barang kargo udara di bandara itu menunjukan eksistensi pertanian dan perikanan Sulawesi Tenggara cukup bagus. "Kami mendorong volume arus barang domestik maupun ekspor terus tumbuh di Kendari. kami juga bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mendongkrak perekonomian masyarakat lokal,"kata Rudi.
Sebagai bandara transit di wilayah Sulawesi Tenggara, sebelumnya untuk kegiatan ekspor dokumennya harus dilakukan melalui Makassar atau Jakarta. Tapi sekarang ini, sudah bisa diselesaikan di bandara Haluoleo Kendari.
Ekspor kargo udara menggunakan pesawat Garuda Indonesia dilakukan melalui Kendari - Makassar - Singapura. "Karena Garuda sekarang ini belum ada penerbangan langsung dari Kendari ke Singapura, tapi harus melalui Makassar atau Jakarta," jelasnya.
Sinergi yang telah dijalin dengan pelaku usaha maupun Pemerintah Daerah, ungkap Rudi, menjadi langkah strategis dalam mengelola beragam potensi komoditi pertanian maupun perikanan yang memiliki nilai tinggi untuk komoditas ekspor.
Seluruh potensi yang ada itu dapat lebih dimaksimalkan dengan fasilitas konekting melalui transportasi udara. Bukan saja untuk distribusi barang domestik tapi juga pasar regional dan internasional.
Fasilitas pergudangan kargo udara yang telah dibenahi oleh PT Angkasa Pura Logistik (APL), anak usaha PT Angkasa Pura I di lahan seluas 1.000 meter persegi dengan nilai investasi Rp 3 miliar itu menurut Rudi, merupakan bagian dari penyesuaian, baik dari sisi sarana dan prasarananya agar dapat memenuhi aturan Program Keamanan Penerbangan Nasional (PKPN).
"Fasilitas pergudangan ini adalah hasil kerjasama dengan pihak swasta atau APL. Prinsip kerjasamanya, pihak swasta yang membenahi terminal kargo tersebut sesuai dengan aturan dalam PKPN. Selanjutnya mereka diberi hak eksklusifitas dalam jangka waktu tertentu sebagai penyelenggara pelayanan terminal kargo sesuai dengan investasi yang mereka keluarkan," ujar Rudi.
Pertumbuhan volume kargo udara di bandara Haluoleo Kendari ini, juga berpengaruh besar terhadap pendapatan negara melaui kutipan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Jika pada tahun 2017 total PNBP yang diterima hanya Rp 300 juta, maka tahun 2018 ini menargetkan peningkatan hingga menjadi Rp 1 miliar.
Sertifikat IOS
Seiring meningkatnya volume arus barang yang masuk melalui terminal kargo udara Bandara
Haluoleo, terminal yang dikelola degan mitranya APL itu diharapkan segera meraih pengakuan International Organization for Standardization (IOS).
IOS adalah salah satu standar internasional dalam sebuah sistem manajemen untuk pengukuran mutu organisasi. Sertifikat itu menjadi momentum penting dalam berkompetisi di pasar bebas.
"Bandara Haluoleo sekarang ini telah memenuhi standar. Saya harap, dapat lebih mendorong peningkatan perekonomian Sulawesi Tenggara," jelas udi. (Syam S)