Volume Tol Laut di NTT Ditargetkan Naik Menjadi 70.000 Ton Ternak
Kamis, 22 Agustus 2019, 06:16 WIBBisnisNews.id -- Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan, Program Tol Laut, Kapal Perintis, dan Kapal Ternak di NTT sudah berjalan dengan baik. Menhub mengatakan, untuk Kapal Ternak, Pemerintah saat ini sudah mempunyai enam kapal yang lima diantaranya memiliki trayek Jakarta dan Kalimantan.
Sampai saat ini volume muatan ternak sudah mencapai 46.000 ton dan ditargetkan untuk tahun ini mencapai 70.000 ton. Kedepan, Menhub Budi mengatakan hasil ternak dapat dikirim dalam bentuk yang telah dibekukan atau frozen," kata Menhub Budi Karya disela-sela kunjungan kerja ke Pelabuhan Tenau, Kupang, kemarin.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya kekosongan muatan tol laut saat balik ke Jakarta. Karena selama ini tol laut yang mengangkut kontainer dari Jakarta atau Surabaya dan pulangnya relatif kosong hanya ada muatan 20 – 30 persen.
Baca Juga
PELAYANAN PUBLIK
Kena Sentil Menhub Budi, Soal Program Tol Laut, Ini Janji Dirjen Hubla Pada Awak Media
ANGKUTAN MASSAL
LRT Jabodetak Beroperasi September, Ini Prosedurnya .....
PEDULI LINGKUNGAN
Polresta Bandara Soetta Adakan Penghijauan
"Kami tugaskan Pelindo III untuk buat untuk uji coba pertama dengan beberapa kontainer dengan memberikan subsidi," jelas Menhub Budi.
Jika program itu berhasil, akan menjadi komersial dan kita perlahan hilangkan subsidinya. Jadi selain bisa mengisi muatan yang kosong, juga akan sangat besar sekali keuntungannya.
Libatkan UMKM dan Pemda
Pada kesempatan tersebut, Menhub Budi juga mengatakan, pentingnya melibatkan Usaha Masyarakat Kecil Menengah (UMKM) dengan rencana Pemerintah Daerah (Peda) yang akan mengirimkan hasil ternak dari NTT.
Lebih lanjut, terkait kapal Tol Laut dan kapal perintis di Kupang dan sekitarnya, Menhub mengatakan untuk kedepannya akan menjadi komersial. Sehingga nantinya kapal tetap bisa berjalan keliling di daerah NTT tanpa subsidi, namun tetap memberikan harga ekonomis kepada masyarakat.
Masalah tersebut, kini sedang dipertimbangkan dan dihitung dengan cermat oleh Kementerian Perhubungan melalui pihak terkait agar masyarakat tidak mendapatkan kerugian.
“Dari Surabaya itu setengahnya sudah komersial, kita harapkan tol laut yang keliling di daerah NTT ini okupansi bisa maksimal dan juga ekonomis. Akhirnya tanpa subsidi diharapkan akan tetap berjalan,” kata Menhub Budi.
Berkaitan dengan kapal perintis di Kupang sangat efektif. Menhub mengaku telah berdiskusi dengan nakhoda kalau perjalanan dari Kupang sampai Saumlaki melalui 13 titik pelabuhan, lalu kembali lagi ke Kupang memakan waktu 10 hari.
"Dan itu mengangkut sebegitu banyak penumpang dan menjadi kehidupan. Saat ini kita masih subsidi, tapi satu waktu kalau okupansinya sudah semakin bagus, ini juga akan komersial,” tegas Menhub Budi Karya.(helmi)