Wajib Penuhi Persyaratan Keselamatan
Kamis, 24 November 2016, 14:52 WIBBisnisnews.id - Optimalisasi bandara non komersial milik TNI AU pada sejumlah wilayah di Indonesia akan diberlakukan sama dengan penerbangan sipil. Sisi keselamatan menjadi prioritas dan tidak ada yang dibeda-bedakan.
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Suprasetyo mengatakan, optimalisasi itu untuk kepentingan pengembangan industri wisata dan membuka akses untuk mendorong pertumbuhan industti kecil yang ada di wilayah itu.
"Keselamatan menjadi prioritas . Soal siapa yang akan jadi operator kita lihat nanti," kata Suprasetyo, Kamis (24/11/2016) di Jakarta.
Tiga bandara TNI AU yang akan digunakan untuk penerbangan komersial sipil ialah Bandara Gading Gunung Kidul Yogyakarta, Bandara Wirasaba Purbalingga, dan Bandara Wiriadinata Tasikmalaya.
Ketiga bandara itu diakui menjadi prioritas pengembangan dan telah mendapat dukungan dari pemerintah daerah untuk segera direalisasikan. Namun kata Suprasetyo, kalau pada akhirnya persyaratan tidak dipenuhi, bandara itu tidak akan diizinkan untuk dioperasikan.
Kata Suprasetyo, walaupun nanti kerjasamanya dengan pihak TNI AU, tapi sisi keselamatan dan persyaratan sebagai bandara sipil tetap diutamakan. " Tidak ada toleransi sedikitpun untuk keselamatan. Semuanya disamakan dengan ketentuan internasional," jelasnya.
Sebelumnya disebutkan, Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Daerah terkait akan segera melakukan koordinasi dengan TNI AU untuk melakukan pendayagunaan lapangan udara yang dimulai dengan MOU.
Pengalihan pengoperasian Bandara Gading sebagai bandara komersial dengan melanjutkan pengembangan sejumlah fasilitas yang sudah dilakukan Kementerian Perhubungan, diantaranya pembuatan dan perbaikan taxiway, apron, dan landasan pacu; pengadaan rescue car; dan pengembangan fasilitas keamanan seperti pemasangan pagar di lingkungan bandara.
Bandara Gading terletak di daerah Gunung Kidul yang memiliki dimensi runway 45 m x 1400 m, taxiway 18 m x 106 m, dan apron 70 m x 110 m. Pengoperasian bandara tersebut dapat dikembangkan untuk penerbangan pribadi maupun pesawat komersial jenis ATR, yang diharapkan mampu mendukung pengembangan potensi pariwisata dan kemaritiman di Gunung Kidul.
Bandara Wiriadinata berjarak 6 km dari pusat kota Tasikmalaya dan berjarak 12 km dari Terminal Tipe A Kota Tasikmalaya. Saat ini, luas landasan Lanud Wiriadinata adalah 1200 m x 30 m dan akan dilakukan perpanjangan hingga 1800 m. Sedangkan luas apron saat ini adalah 37 m x 37 m dan luas taxiway adalah 88 m x 25 m. Di sisi darat, bandara tersebut sudah dilengkapi terminal penumpang, VIP room, tower, hanggar namun belum memiliki gedung PKPPK. Kondisi topografi sekitar Bandara Wiriadintaa relatif datar dan kondisi obstacle clear.
Ada beberapa tower BTS pada Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam tapi sudah ada rekomendasi ketinggian bangunan dari Bandara Wiriadinata. Pada arah runway 33 dengan jarak 300 m dari threshold runway 33 terdapat jalan akses ke pemukiman penduduk. Akses tersebut dapat ditutup apabila akan dilakukan perpanjangan runway.
Sementara itu, Bandara Wirasaba, Purbalingga memiliki dimensi runway 850 m x 50 m yang dapat didarati Pesawat Casa 212 atau sejenisnya. Sedangkan dimensi apron Bandara Wirasaba adalah 100 m x 45 m dan taxiway 30 m x 25 m.
Dengan akan beroperasinya Lanud tersebut menjadi bandara yang melayani penerbangan komersil, diharapkan bisa semakin memudahkan akses transportasi dari dan ke daerah-daerah tersebut sehingga dapat menarik wisatawan dan para investor. Dengan begitu, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah-daerah tersebut.(Syam SK/Marlof)