Walau Merugi di 2016, Pemegang Saham Tetap Lega
Senin, 20 Februari 2017, 22:51 WIBBisnisnews.id - Rolls-Royce melaporkan kerugian sebelum pajak di 2016 sebesar 4,6 milyar poundsterling. Hal ini tetap dianggap cukup melegakan bagi pemegang saham dan analis karena mereka berpikir bisa jatuh lebih buruk lagi.
Diakui, sekitar 4,4 miliar poundsterling itu hanya kerugian besar di atas kertas, hasil dari beberapa manuver hedging mata uang akan lebih buruk lagi. Sebagian besar biaya perusahaan dalam poundsterling, tapi pasar beroperasi dalam dolar. Perusahaan dengan penjualan di luar negeri seperti Rolls-Royce bertaruh pada votalitas mata uang pasar.
Pada saat sebagian besar posisi hedging perusahaan diambil, dolar diharapkan jatuh di pasar mata uang internasional. Tapi perkiraan itu dibuat sebelum Inggris tiba-tiba memutuskan pada Juni 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa, akibatnya mata uang Inggris pun jatuh hampir 20% nilainya terhadap dolar AS.
Sebuah kerugian tak terduga lebih lanjut datang pada Januari 2017, ketika perusahaan setuju untuk membayar pemerintah Inggris, AS dan Brasil sebesar 671 juta poundsterling untuk menyelesaikan beberapa kasus korupsi penjualan ke Indonesia, China, Rusia dan Thailand selama kurun waktu lebih dari 20 tahun.
Jika tidak ada kasus ini, walau turun dari tahun 2015, Rolls-Royce Group masih dapat membuat laba sebelum pajak sebesar 813 juta poundsterling atas pendapatan sebesar 13,8 poundsterling.
Salah satu masalah bagi Rolls-Royce adalah kinerja buruk divisi kelautan dan industri. Sedangkan pada divisi kedirgantaraan sipil, walaupun keuntungan menurun tajam sekitar 60 persen yaitu 367 juta poundsterling dengan pendapatan datar 7,1 miliar poundsterling, namun ini masih lebih baik daripada perkiraan.
Penurunan tajam juga dikarenakan divisi mesin Rolls-Royce justru tidak mendapat uang banyak dari penjualan mesin baru, melainkan dari layanan perawatan dan pemeliharaan mesin jangka panjang, yang mengalirkan pendapatan selama bertahun-tahun setelah penjualan mesin.
CEO Rolls-Royce yang baru, Warren East, telah memangkas lapisan manajemen untuk membuatnya lebih efisien. Menurut pemberitaan airwaysmag.com, di 2017, East membuat perbaikan sederhana untuk kinerja penjualan dan keuntungan, bahkan setelah biaya tinggi dalam perampingan produksi mesin. (marloft)