WFA Diterapkan Begini Jadinya, Menhub Dudy: Bekerja Darimana Saja, Angkutan Umum Menggeliat,
Senin, 24 Maret 2025, 16:14 WIB
BISNISNEWS.id - Masyarakat yang ingin mudik, berlebaran di kampung halamannya, diminta untuk berangkat lebih awal, terutama bagi pekerja, memanfaatkan kebijakan Work From Anywhere (WFA) atau bekerja dari mana dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Kebijakan WFA yang digagas Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi ini, selain mengurangi tingkat kepadatan di jalan, juga melindungi para pemudik dari ancaman kelelahan akibat terjebak kemacetan.
Puncak kemacetan pemudik diprediksi terjadi terjadi pada 28 Maret 2025 atau menjelang Hari Raya Idul Fitri. Melalui fleksibilitas WFA, masyarakat memiliki kesempatan memulai perjalanan mudik beberapa hari sebelum perkiraan puncak arus mudik.
"Kebijakan WFA merupakan peluang yang baik bagi masyarakat untuk mengatur waktu mudik mereka dengan lebih fleksibel. Kami sangat menganjurkan melakukan perjalanan mudik lebih awal, yang ini akan membantu mengurai kepadatan di jalan tol, jalur arteri, dan juga di simpul-simpul transportasi seperti pelabuhan dan terminal," kata Menhub Dudy di Jakarta, Senin (24/3).
Perjalanan mudik lebih awal memberi kesempatan untuk menghindari tekanan dan kerumunan, yang dapat mengurangi risiko kecelakaan serta memberikan kenyamanan lebih bagi pemudik. Selain itu, kata Menhub Dudy, memulai perjalanan lebih awal dapat memberikan waktu lebih untuk beristirahat di perjalanan.
Menhub mengungkapkan dengan berangkat lebih awal, pemudik dapat memilih berbagai moda transportasi seperti kereta, pesawat, atau bus dengan lebih mudah karena jadwal dan tempat duduk yang masih tersedia. Ini sangat membantu menghindari kehabisan tiket di waktu-waktu mendekati puncak mudik.
Kebijakan WFA dan perjalanan mudik lebih awal diharapkan distribusi volume kendaraan dapat merata, sehingga perjalanan mudik bisa lebih lancar dan aman.
Kementerian Perhubungan telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi arus mudik dan balik Lebaran tahun ini. Namun, partisipasi aktif dari masyarakat dengan melakukan mudik lebih awal akan sangat membantu dalam menciptakan perjalanan yang lebih lancar dan aman bagi semua.
Kemenhub telah bekerja sama dengan lintas-kementerian, kepolisian, TNI, dinas perhubungan daerah, dan berbagai instansi terkait untuk memantau kondisi lalu lintas serta memberikan solusi atas potensi gangguan yang dapat terjadi selama masa mudik Lebaran.
Dampak WFA
Sebagai dampak kebijakan WFA, sekarang ini, tiga moda transportasi, Darat, kereta api dan laut kebanjiran penumpang.
Berdasarkan data, pada H-7 lebaran, Perum Damri telah menjual tiket ya hingga 62.428 trip untuk sejumlah titik perjalanan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Berikut ini volume penumpang yang siap dibetangkatkan, Senin (24/03/2025) dengan rincian 2.816 trip, Selasa (25/03) sebanyak 4.085 trip, Rabu (26/03) sebanyak 5.136 trip, Kamis (27/03) sebanyak 7.600 trip, dan Jumat (28/03) sebanyak 6.186 trip.
Penumpang ASDP tercatat sudah ratusan ribu. Terutama pemudik dari Jawa menuju Sumatera atau sebaliknya dari lintasan Merak -Bakauheuni sebanyan 157.372 orang dan 36.061 Kendaraan tinggalkan Jawa menuju Sumatera
Realisasi total penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera pada H-8 mencapai 67.431 orang atau naik 89% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebanyak 35.671 orang. Sedankan, total seluruh kendaraan tercatat 14.500 unit yang telah menyeberang dari Jawa ke Sumatpada H-8 atau naik 55% dibandingkan realisasi periode dengan tahun lalu sebanyak 9.363 unit.
Sementara penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera mulai dari H- 10 hingga H-8 tercatat 157.372 orang atau naik 65 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 95.215 orang. Dan untuk total kendaraan yang telah menyeberang tercatat 36.061 unit atau naik 49 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 24.129 unit.
Sebaliknya, berdasarkan data Posko Bakauheni selama 24 jam (periode 23 Maret pukul 00.00 hingga pukul 23.59 WIB), realisasi total penumpang yang menyeberang dari Sumatera ke Jawa pada H-8 mencapai 67.431 orang atau naik 89 perse. dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebanyak 35.671 orang. Lalu, total seluruh kendaraan tercatat 14.500 unit yang telah menyeberang dari Sumatera ke Jawa pada H-8 atau naik 55 persen dibandingkan realisasi periode dengan tahun lalu sebanyak 9.363 unit.
Sementara itu, untuk angkutan umum berdasarkan data
Posko Angkutan Lebaran Nasional, pergerakan penumpang bus sydag terjadi sejak pada H-9 mencapai angka 116.789 orang. Angka ini naik 1,1 persen dibanding angkutan Lebaran tahun lalu pada periode yang sama.
Peningkatan utu juga terjadi pada penumpang kapal laut, angkanya mencapai 62.630 orang, naik 8,11 persen dibanding angkutan Lebaran tahun lalu pada periode yang sama.
Sementara pada moda transportasi udara, peningkatan jumlah penumpang tercatat pada H-10 atau Jumat, 21 Maret 2025 di mana angkanya mencapai 183.312 orang, naik 28,89 persen jika dibanding angkutan Lebaran tahun lalu pada periode yang sama. Adapun pada H-9, jumlah penumpang pesawat udara mencapai 189.122 orang.
Berikutnya, pada moda kereta api, pergerakan penumpang pada H-9 juga mengalami peningkatan, di mana angkanya mencapai 188.909 orang. Jumlah ini naik 57,25 persen jika dibanding angkutan Lebaran tahun lalu pada periode yang sama.
Berdasarkan data Jasa Marga, telah terjadi kenaikan jumlah kendaraan yang keluar Jabotabek melalui empat Gerbang Tol Utama, yakni Cikampek Utama, Kalihurip Utama, Ciawi, dan Cikupa.
Pada H-9,, jumlah kendaraan yang keluar Jabotabek menyentuh angka 167.164 unit. Jumlah ini naik 0,80 persen jika dibandingkan dengan lalu lintas harian normal yang berada di angka 165.775 kendaraan atau naik 23 persen jika dibandingkan dengan angkutan Lebaran tahun lalu pada periode yang sama, yakni 136.091 kendaraan. (Syam)