Amerika Bersama Koalisinya Melakukan Serangan Militer ke Suriah
Minggu, 15 April 2018, 02:50 WIBBisnisnews.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama koalisinya Prancis dan Inggris akhirnya tepati janjinya melakukan serangan militer ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan penggunaan senjata kimia.
AFP melaporkan, Sabtu (14/4/2018) Jet Inggris menembakan rudal ke pangkalan militer Suriah yang dicurigai menympan bahan senjata kimia, dalam aksi militer pertama terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, serangan militer itu dilakukan secara terbatas dan terarah sehingga tidak menimbulkan korban jiwa masyarakat sipil.
"Tidak ada alternatif praktis untuk menggunakan kekuatan dalam menurunkan dan menghalangi penggunaan senjata kimia oleh rezim Suriah," kata May dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Serangan ini, ungkapnya bukan soal mau ikut campur perang saudara di Suriah. Serangan ini juga tidak ada kaitannya dengan kepentingan pergantian rezim.
"Ini adalah tentang pemogokan terbatas dan terarah yang tidak meningkatkan ketegangan di kawasan itu dan melakukan segala kemungkinan untuk mencegah korban sipil," katanya.
May mengatakan, berdasarkan informasi dari pihak intelejen, Suriah benar-benar dicurigai menggunakan senjata kimia di Douma dan rezim Presiden Bashar al-Assad harus bertanggungjawab atas dugaan serangan itu.
"Ini adalah pertama kalinya sejak saya menjadi Perdana Menteri dan saya harus mengambil keputusan untuk menyerahkan angkatan bersenjata kami dalam pertempuran - dan itu bukan keputusan yang saya anggap enteng," tuturnya.
Sikap Inggis jelas, untuk keentingan kemanusiaan. "Saya telah melakukannya karena saya menilai tindakan ini untuk kepentingan nasional Inggris," tambahnya.
Dalam komentarnya, May juga menyinggung serangan agen saraf di Inggris bulan lalu pada seorang mantan mata-mata Rusia dan putrinya.
"Kami tidak bisa mengizinkan penggunaan senjata kimia untuk menjadi normal - di Suriah, di jalanan Inggris, atau di mana pun di dunia kita," katanya.
Inggris telah menyalahkan Rusia atas keracunan itu. Tuduhan yang dibantah keras oleh Moskow yang menuduh London gagal memberikan bukti klaimnya.
Kementerian pertahanan Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa empat jet Tornado Inggris telah menembakkan rudal Storm Shadow ke pangkalan 15 mil (24 kilometer) barat Homs pada 0100 GMT.
Kementerian itu mengatakan fasilitas itu adalah "bekas pangkalan rudal ... di mana rezim itu dinilai untuk menjaga prekursor senjata kimia".
"Indikasi awal adalah bahwa ketepatan senjata Storm Shadow dan perencanaan target yang teliti telah menghasilkan serangan yang sukses," katanya.
"Analisis ilmiah yang sangat hati-hati diterapkan untuk menentukan tempat terbaik untuk menargetkan Storm Shadows untuk memaksimalkan penghancuran bahan kimia yang ditimbun dan untuk meminimalkan risiko kontaminasi ke daerah sekitarnya.
"Fasilitas yang dipukul terletak agak jauh dari konsentrasi pemukiman sipil mana pun, sehingga mengurangi risiko lebih jauh," tambahnya (AFP/Syam S)