Ditjen Intram Lakukan Pembelajaran Supply Chain di PT Bogasari Flour Mills*
Jumat, 24 Oktober 2025, 22:23 WIBBISNISNEWS.id - Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda (Ditjen Intram) Kementerian Perhubungan melaksanakan kunjungan lapangan ke PT Bogasari Flour Mills yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat (24/10/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari program Diklat Supply Chain yang diselenggarakan Ditjen Intram bekerja sama dengan Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti, diikuti oleh para pegawai di lingkungan Ditjen Intram, khususnya yang menangani transportasi multimoda. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam memahami sistem rantai pasok (supply chain) dan penerapan integrasi antarmoda dalam distribusi barang di tingkat nasional.
Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Risal Wasal menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi sarana pembelajaran penting bagi peserta untuk memahami secara langsung bagaimana sistem supply chain berjalan di industri besar yang kompleks. Menurutnya, pemahaman praktis mengenai alur distribusi, pengelolaan gudang, hingga integrasi moda transportasi akan memperkuat kemampuan aparatur dalam merancang kebijakan dan implementasi sistem logistik nasional yang efisien.
“Kunjungan ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagaimana sistem _supply chain_ bekerja secara menyeluruh, mulai dari proses produksi hingga distribusi,” ujar Risal.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Bogasari Flour Mills Franky Welirang menyambut baik kunjungan tersebut dan menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri dalam memperkuat ekosistem rantai pasok nasional. Ia menjelaskan bahwa Bogasari memiliki sistem distribusi terpadu yang menghubungkan berbagai kanal, mulai dari distributor dan grosir hingga retailer serta pelaku UKM. Jalur distribusi tersebut juga melibatkan industri pengolahan dan stock point di berbagai daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan tepung terigu secara merata di seluruh Indonesia.
Franky menambahkan bahwa bahan baku gandum yang digunakan Bogasari diimpor dari berbagai negara penghasil utama seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, Ukraina, dan beberapa negara lainnya, untuk kemudian diolah di fasilitas produksi Bogasari menjadi berbagai jenis tepung terigu dan produk turunan lainnya.
“Kunjungan lapangan ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk melihat langsung bagaimana proses _supply chain_ berjalan di lapangan, serta bagaimana integrasi antarmoda dan efisiensi logistik diterapkan di industri,” ujar Franky.
Dalam pemaparannya, tim Bogasari menjelaskan bahwa pengiriman produk dilakukan dengan memanfaatkan beragam moda transportasi multimoda. Untuk transportasi darat, Bogasari bekerja sama dengan 62 rekanan ekspedisi menggunakan berbagai jenis armada seperti Dutro, Fuso, Tronton, Wingbox, dan Dump Truck. Pengiriman antarwilayah juga dilakukan melalui kereta barang dengan kontainer berukuran 20 kaki, bekerja sama dengan satu rekanan ekspedisi. Selain itu, distribusi menggunakan bulk truck dijalankan oleh empat rekanan ekspedisi dengan total 48 tangki bulk yang tersebar di Jakarta, Cibitung, dan Surabaya. Untuk pengiriman antarpulau, Bogasari memanfaatkan kapal laut, bekerja sama dengan 12 rekanan pelayaran dan 31 rekanan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL), menggunakan kontainer 20 kaki melalui jalur laut.
Peserta Diklat Supply Chain juga mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan langsung alur proses logistik di area operasional Bogasari. Proses dimulai dari pemeriksaan dan registrasi kendaraan di pos keamanan, dilanjutkan dengan penimbangan kosong, pencetakan izin muat (loading permit), serta alokasi gudang sesuai jenis produk. Setelah proses pemuatan tepung atau by-product, kendaraan kembali ditimbang untuk mencatat berat muatan keluar, kemudian dilakukan pembuatan surat jalan dan pemeriksaan akhir sebelum kendaraan meninggalkan area pabrik. Prosedur ini menggambarkan penerapan sistem kerja yang efisien, terukur, dan terintegrasi di setiap tahap distribusi.
Melalui kegiatan ini, Ditjen Intram bersama ITL Trisakti berupaya memperkuat kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan sektor industri dalam pengembangan sistem _supply chain_ nasional yang efisien, adaptif, dan berdaya saing. Hasil pembelajaran dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam peningkatan kapasitas SDM, penyusunan kebijakan transportasi multimoda, serta pengembangan ekosistem rantai pasok nasional yang berkelanjutan.(Mut)