150 Ribu Perisai Manusia Terjebak Di Mosul
Sabtu, 17 Juni 2017, 10:38 WIBBisnisnews.id - PBB percaya bahwa 150 ribu warga sipil terjebak di Kota Tua Mosul di mana ISIS menjadikan mereka sebagai perisai manusia dan menembak orang yang mencoba melarikan diri, menurut kepala kemanusiaan PBB di Irak pada hari Jumat (16/6/2017).
Sejak Oktober, pasukan Irak yang didukung AS telah memerangi militan ISIS di Mosul, kota terbesar kedua di Irak. Kaum ekstremis sekarang hanya mengendalikan segelintir lingkungan di dan sekitar Kota Tua.
Lise Grande, perwakilan khusus dan koordinator kemanusiaan PBB di Irak mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa melihat pertempuran di Kota Tua akan dimulai dalam beberapa hari ini.
Dia mengatakan bahwa kondisi di Kota Tua sangat menyedihkan dengan makanan yang sangat sedikit dan tidak ada air bersih, "Mungkin 120 ribu sampai 150 ribu warga sipil."
Sudah 860 ribu orang meninggalkan Mosul dari 750 ribu yang direncanakan PBB, Grande mengatakan.
Namun dia mengatakan bahwa perencanaan dan koordinasi dengan militer Irak telah memungkinkan komunitas kemanusiaan PBB untuk tetap bergerak maju, sementara mereka bergegas membangun kamp baru untuk keluarga yang telah dibebaskan dan kembali ke Mosul Timur.
Grande mengatakan bahwa jika lebih dari 40 ribu orang melarikan diri pada satu waktu, tidak ada institusi di dunia yang dapat membantu, sehingga militer Irak telah melakukan upaya untuk menjaga agar penerbangan harian di bawah titik jenuh 20 ribu.
"Kami rata-rata menerbangkan 8 ribu sampai 15 ribu per hari," katanya dikutip dari The Associated Press.
Grande menekankan, bagaimanapun, bahwa pejuang ISIS membuat dinding beton keliling yang berbentuk seperti T terbalik sehingga sangat sulit untuk meninggalkan Kota Tua, dan menempatkan penembak jitu di sepanjang dinding yang menembaki siapa saja yang mencoba melarikan diri.
Ada lebih dari 7 ribu luka tembak untuk warga yang mencoba meninggalkan distrik yang masih dikuasai oleh kelompok ISIS, katanya.
"Mereka ditembak oleh penembak jitu, bukan baku tembak, karena mereka ditembak di belakang," kata Grande.
Unit-unit stabilisasi trauma yang telah didirikan di sekitar area yang dikendalikan ISIS bertugas melakukan stabilisasi korban trauma untuk menyelamatkan nyawa, segera setelah mereka menyeberang ke tempat yang aman.
Dia juga mengatakan bahwa Dana Populasi PBB telah menerapkan tim khusus di dekat garis depan untuk mendukung wanita dan anak perempuan yang melarikan diri dan telah mengalami pelecehan seksual. (marloft)