Aksi Pembalasan, AS Incar 1,300 Impor Cina
Rabu, 04 April 2018, 07:33 WIBBisnisnews.id - AS menerbitkan daftar impor Cina senilai 50 miliar dolar yang ditargetkan kena kenaikan tarif AS dalam konfrontasi perdagangan Presiden Donald Trump dengan Beijing.
Langkah itu dilakukan sehari setelah Beijing memberlakukan bea cukai sekitar 3 miliar dolar terhadap ekspor AS seperti daging babi, anggur dan buah, yang merupakan tindakan balasan terhadap tarif logam AS.
Daftar AS itu meliputi elektronik, suku cadang pesawat, satelit, obat-obatan, mesin dan barang-barang lain yang akan difinalisasi sebagai tanggapan terhadap dugaan pencurian kekayaan dan teknologi intelektual perusahaan-perusahaan Amerika.
"Daftar produk yang diusulkan didasarkan pada analisis ekonomi lintas sektoral dan akan menargetkan produk yang menguntungkan dari rencana industri China sambil meminimalkan dampak pada ekonomi AS," kantor Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Daftar yang diusulkan mengidentifikasi sekitar 1.300 barang dengan kenaikan tarif 25 persen tetapi peninjauan akan berlangsung setidaknya hingga bulan Mei sebelum dapat diberlakukan.
China mengecam langkah itu sebagai unilateralistik dan proteksionis.
"Tindakan unilateralistik dan proteksionis itu telah secara serius melanggar prinsip-prinsip dan nilai-nilai fundamental WTO," kata pernyataan Kedutaan Besar Tiongkok, merujuk pada Organisasi Perdagangan Dunia.
"Ini tidak melayani kepentingan China, atau kepentingan AS, apalagi kepentingan ekonomi global. Pihak China akan menggunakan mekanisme penyelesaian perselisihan WTO dan mengambil tindakan dengan skala dan kekuatan yang sama terhadap produk AS sesuai dengan hukum Tiongkok."
Selama sebulan terakhir, Trump telah mengguncang pasar dan mengabaikan peringatan dari kelompok industri dan anggota partai Republik sendiri dalam mengumumkan tarif baru ekspor dari mitra dagang utama.
Dewan Bisnis AS-China mengatakan, pihaknya setuju bahwa perusahaan-perusahaan AS mengalami pemaksaan transfer teknologi di China, tetapi memperingatkan soal tarif.
"Komunitas bisnis Amerika ingin melihat solusi untuk masalah ini, bukan hanya sanksi," kata John Frisbie, ketua dewan, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP. (marloft)