Al-Qaeda Serukan Serangan Ke Yahudi dan Amerika Di Dunia
Selasa, 23 Januari 2018, 17:12 WIBBisnisnews.id - Pemimpin senior Al Qaeda telah meminta umat Islam di dunia untuk bangkit dan membunuh orang-orang Yahudi dan Amerika sebagai tanggapan atas keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Dalam sebuah video yang dirilis pada hari Senin 22 Januari, Khalid Batarfi mengatakan bahwa keputusan Trump adalah sebuah deklarasi perang Yahudi-Perang Salib yang baru dan setiap Muslim memiliki kewajiban untuk membebaskan kota suci tersebut, kelompok intelijen SITE melaporkan.
"Tidak ada Muslim yang berhak menyerahkan Yerusalem tidak peduli apa yang terjadi," kata Batarfi, seorang komandan tertinggi Al Qaeda cabang Yaman. "Hanya pengkhianat yang akan memberikannya atau menyerahkannya."
"Biarkan Muslim bangkit dan menyerang orang-orang Yahudi dan Amerika di mana-mana," katanya, dalam video berdurasi 18 menit berjudul "Tugas Kami Menuju Yerusalem Kami".
Trump pada 6 Desember mengatakan bahwa pemerintahannya akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke sana.
Pada hari Senin juga, Wakil Presiden AS Mike Pence berjanji untuk memindahkan kedutaan pada akhir tahun 2019, dalam sebuah pidato ke parlemen Israel.
Yerusalem adalah kota tersuci ketiga bagi umat Islam, dan kota suci pertama bagi orang Yahudi.
Keputusan AS untuk mengakui Yerusalem memicu protes di seluruh dunia Muslim, dan juga dikritik oleh beberapa sekutu AS.
Dalam video tersebut, Batarfi menolak protes dari sekutu AS sebagai tidak tulus dan menganggapnya seperti debu yang dilemparkan ke mata.
"Tanggung jawab terbesar terletak pada kaum Muslim di Amerika dan negara-negara Barat di dunia," katanya.
"Orang-orang Muslim di tanah yang diduduki harus membunuh setiap orang Yahudi, dengan mengejarnya, atau menikamnya, atau menggunakan senjata, atau dengan membakar rumah mereka."
Batarfi adalah seorang tokoh senior dengan Al-Qaeda di Jazirah Arab (AQAP), yang digambarkan AS sebagai cabang jaringan jihad yang paling berbahaya di dunia.
Kelompok tersebut telah menculik orang asing dan mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan Paris di 2015 pada majalah Prancis Charlie Hebdo atas kartun Nabi Muhammad.
Dilansir AFP, Amerika Serikat telah mengintensifkan serangan udara terhadap AQAP sejak Trump mulai menjabat pada bulan Januari. (marloft)