Anggaran Tol Laut 2020 Naik Menjadi Rp452.5 Miliar ?
Sabtu, 21 September 2019, 08:33 WIBBisnisNews.id -- Program tol laut tahun 2020 rencana akan menerima alokasi anggaran sebesar Rp452.5 miliar. Jumlah pastinya akan segera dibahas secara pasti termasuk dengan pihak DPR. Jumah tersebut naik dibandingkan anggaran tol laut tahun 2019 sebesar Rp222.08 milar. "Sementara, trayek tol laut tahun depan naik menjadi 21 trayek, dengan 21 kapal baik di BUMN atau swasta," kata Direktur Lalu Lintas Laut, Ditjen Hubla, Kemenhub Dr. Capt Wisnu Handoko menjawab BisnisNews.id di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, dari 21 trayek tol laut dibagi menjadi 12 trayek penugasan melalui PT Pelni 6 trayek dan PT ASDP Indonesia Ferry 2 trayek serta PT Djakarta Llyod sebanyak 4 trayek. Mereka sudah meng-cover hampir seluruh wilayah NKRI dari Aceh di barat sampai Papua di timur.
Selebihnya ada 7 trayek tol laut yang dilelang ke operator swasta nasional. Menurut Capt Wisnu, dalam anggaran yang disetujui Pemerintah/ Kemenhub dan DPR, program tol laut tetap diberikan subsidi dengan dua pola, terbuka, transparan dan akuntable.
Untuk menekan harga, dan distrisbusi barang dan jasa lancar, terutama ke daerah 3T (terluar, terdepan dan terbelakang) serta daerah perbatasa, maka Pemerintah memberikan subsidi melalui APBN. "Subsidi operasional kapal dan subsidi kontainer atau petikemas," jelas Capt Wisnu lagi.
Sementara, realisasi tol laut tahun 2019, tercatat ada 4 pelabuhan pangkal, kemudian 6 pelabuhan transipment. Selanjutnya, jumlah pelabuhan yang disinggahi kapal-kapal tol laut mencapai 66 titik, yang menbentang mulai Aceh sampai Papua.
Program tol laut dimulai tahun 2016. Setiap tahun, realisasi dan anggaran untuk program ini terus naik. Kehadiran kapal-kapal tol laut terbukti mampu menekan disparitas harga khususnya di kawatan timur Indonesia seperti NTT, Maluku, Maluku Utara dan Papua serta Papua Barat.
Daerah tersebut secara periodik isinggahi kapal-kapal tol laut. Saat berangkat membawa sembako, dan anak barang kebutuhan seperti semen, dan hasil industri lainnya. Sebaliknya, kapal-kapal itu membawa hasil pertanian, kelautan dan perkebunan dari daerah ke pelabuhan utama dan selanjutnya dijual ke pasar ekspor.
Realisasi Tol Laut 2019
Realisasi muatan balik kapal Tol Laut masih rendah meskipun pemerintah telah menurunkan tarif muatan balik sampai dengan 50% dari tarif muatan berangkat sejak awal 2019.
Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, volume muatan berangkat tol laut selama semester I/2019 tercatat 2.276 TEUs. Namun, volume muatan balik hanya 191 TEUs.
Di trayek H-1 yang melalui Tanjung Perak-Makassar-Bitung-Tidore- Tanjung Perak dan T-10 melayari trayek Tidore-Morotai-Buli-Maba-P. Gebe-Tidore yang merupakan feeder trayek H-10, volume muatan berangkat 420 TEUs, tetapi muatan baliknya 90 TEUs. Rute ini dioperasikan oleh PT Pelni (Persero).
Di trayek H-3 melayari Tanjung Perak-Tenau-Saumlaki-Dobo- Tanjung Perak yang dioperasikan PT Mentari Sejati Perkasa (Mentari Lines), muatan berangkat mencapai 510 TEUs, tetapi muatan baliknya hanya 10 TEUs.
Adapun, di trayek H-4 (Tanjung Perak-Makassar-Kendari-Tanjung Perak-) yang dilayani PT Djakarta Lloyd (Persero), volume muatan berangkat 60 TEUs, sedangkan muatan baliknya 10 TEUs.
Sejak awal tahun ini, tarif muatan balik kapal Tol Laut dikurangi menjadi 50% dari muatan berangkat demi memicu return cargo dari wilayah Indonesia timur yang selama ini masih rendah.(helmi)