Butuh Rp300 Miliar Untuk Bangun Bandara dan Pelabuhan di Kawasan 3TP
Senin, 03 Februari 2020, 07:17 WIBBisnisNews.id -- Menhub Budi Karya Sumadi mengungkapkan, dibutuhkan biaya sekitar Rp200 miliar untuk pembangunan pelabuhan dan Rp100 miliar untuk pembangunan bandara termasuk di daerah 3TP (terdular, terdepan, dan tertinggal serta perbatasan). Namun dana yang totalnya Rp300 miliar itu belum semua bisa dipenuhi Pemerintah melalui APBN.
"Untuk pelabuhan pembiayaan akan dikerjasamakan dengan Pemerintah Daerah dan Swasta," kata Menhub Budi Karya seperi dilansir @kemenhub151.
Saat ini, aku Menhub Budi, baru ada penerbangan maskapai Susi Air dengan rute eksisting Tanjung Balai Karimun -Pekanbaru dan Tanjung Balai Karimun - Dabo Singkep.
Seperti diketahui, Pemerintah cq. Kementerian Perhubungan akan mengembangkan infrastruktur transportasi, khususnya sektor udara dan laut di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Infrastruktur transportasi yang kini tengah dikembangkan di salah satu pulau terluar di Indonesia itu adalah Bandara Raja Haji Abdullah dan Pelabuhan Malarko.
“Saya diamanatkan Presiden (Jokowi) untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur khususnya di daerah terluar, terpencil, tertinggal dan perbatasan (3TP) untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia. Tanjung Balai Karimun adalah daerah terluar yang sangat strategis berhadapan dengan negara lain (Singapura dan Malaysia). Oleh karenanya ini menjadi perhatian utama kami,” jelas Menhub Budi.
Menhub Budi juga menjelaskan, Pelabuhan Malarko yang ada (di wilayah) Tanjung Balai Karimun ini akan dijadikan Pelabuhan Samudera atau pelabuhan yang dapat disinggahi kapal-kapal besar, yang memiliki fasilitas lengkap untuk tempat bongkar muat barang untuk ekspor dan impor, dan dilengkapi dengan gudang.
Sebagai informasi saat ini Pelabuhan Malarko sudah membangun Causeway sepanjang 800x6 m2, Dermaga 110 x 10 m2, dan fasilitas lainnya.
Sementara, Pembangunan Bandar Udara Raja Haji Abdullah, Menhub Budi menuturkan akan memperpanjang runway hingga 2000 meter agar pesawat Boeing 737 dapat mendarat. Ditargetkan akhir 2021 sudah selesai dan Menhub akan melaporkannya ke Presiden Jokowi untuk meresmikannya.
Bandara Raja Haji Abdullah Karimun saat ini mempunyai panjang runway 1400 x 30 meter, apron 75,2 Mx 60 M dan taxiway 70 Mx15 M. Sementara, untuk Untuk pertumbuhan penumpang setiap tahunnya naik rata-rata 15-20 persen dalam lima tahun kebelakang.
Pengembangan fasilitas di sisi udara yang akan dilakukan meliputi: Pembuatan Turning Area dan Marking, lanjutan pembuatan drainase sisi udara. Pengembangan fasilitas sisi darat meliputi: Perluasan dan penataan lanscape parkir terminal dan penambahan fasilitas penunjang pelayanan bandara udara juga perpanjangan runway hingga 2000 meter.
Untuk itu, Menhub Budi meminta bantuan Pemerintah Daerah untuk membantu menyelesaikan pembebasan lahan baik untuk pengembangan Bandara maupun Pelabuhan di berbagai titik di Indonesia.
Menhub Budi menyatakan pengembangan Bandara dan Pelabuhan ini nantinya diharapkan bisa meningkatkan perekonomian di Tanjung Balai Karimun dan sekitarnya, mengingat, Tanjung Balai Karimun merupakan salah satu Kawasan Bebas Perdagangan.
Tanjung Balai Karimun ini mempunyai satu potensi yang besar dari industri juga pariwisata dengan penduduk 200 ribu, saya pikir dalam waktu dekat bisa menjadi 400 ribu apabila Malarko ini jadi Pelabuhan Samudera.
"Oleh karenanya saya minta seluruh pihak seperti : Pak Bupati dibantu Kapolres, Dandim dan stakeholder terkait untuk berkomitmen menjalankan ini," tandas Menhub Budi.(helmi)