Arifin Tasyrif Siap Belajar Cepat Dan PR Pak Jonan Untuk Menteri ESDM Yang Baru
Rabu, 23 Oktober 2019, 16:04 WIBBisnisNews.id --Serah terima jabatan Menteri ESDM dari pejabat lama Ignasius Jonan didampingi Wamen ESDM Arcandra Tahar kepada penggantinya Arifin Tasyrif di Jakarta, Rabu (23/10/2019) berjalan lancar dan penuh tawa.
Sebagai Menteri ESDM yang baru, Arifin Tasrif mengaku akan belajar secepatnya terkait tugas dan tanggung jawabnya sebagai menteri. Selain itu juga ada rekomendasi dan beberapa catatan dari Pak Jonan (pejabat lama).
"Saya akan belajar secepatnya. Semua masukan dan rekomendasi (Pak Jonan) akan dibahas bersama staf sebelum mengambil langkah berikutnya," kata Arifin.
Mantan Dirut PT Peterokimia Gresik dan PT Semen Indonesia itu mengaku bukan orang baru di lingkungan ESDM. Tapi, tetap masih harus banyak belajar lagi. "Saya mohon dukungan dan kerja sama, seluruf staf/ ASN Kementerian ESDM agar bisa sukses menjalakan amanat ini," pinta Arifin Tasyrif.
Pejabat profesional itu mengaku dihubungi pihak Istana Negara sepekan lalu, dan diminta pulang ke Jakarta. Tapi tidak dikasih tahu akan ditugaskan menjadi menteri. Baru semalam, pastinya baru tadi pagi diumumkan menjadi Menteri ESDM," terang Arifin Tasrif.
PR Pak Menteri Baru
Sementara, pejabat lama Ignasius Jonan dalam sambutanya menyampaikan selamat bertugas kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif. "Saya kenal beliau belum lama, tapi sering recokin dia terutama saat menjadi Dubes RI di Jepang. Kadang malam-malam telp, bilang mau kesana (Jepang)," kata Jonan.
Selama bertugas di Jepang baik dalam pertemuan bisnis ata lainnya. aku Jonan, Pak Arifin Tasyrif yang banyak membantu dan mentraktir saya. "Terima kasih pak Arifin Tasyrif," papar Jonan.
Terkait tugasnya sebagai Menteri ESDM, Jonan berpesan ada beberapa PR yang belum selesai dan itu semestinya bisa diselesaikan pejabat baru. "Dengan kemampuan dan kepemimpinan Pak Arifin Tasyrif, saya kain semua bisa," aku alumni FE Unair Surabaya itu.
Beberapa PR untuk Pak Menteri (ESDM) yang baru, menurut Jonan antara lain masalah listrik. "Ratio elektrifikasi harus makin baik, dan kini tingga sedikit sudah tuntas 100%. Ada pula proyek listrik 35.000 MW hars berjalan baik pula."
Sementara di Pertamina/ BBM, menurut Jonan, sudah berjalan bagus, seperti BBM satu Harga. Tapi tugas berat ke depan, adalah bagaimana meningkatkan produksi migas ke depan bisa naik. "Ekspor migas digenjot dan defisit migas nasional bisa ditekan bahkan dihilangkan," pesan Jonan.
Oleh karena itu, mantan Menhub itu berpesan agar kinerja dan koordinasi dengan SKK Migas, KKKS dan pemangku kepentingan lain ditingkatkan. "Dengan kerja keras dan profesional pak Arifin Tasyrif, saya optimis semua bisa dilakukan," tegas Jonan.(helmi)