AS - Korsel Sembrono Latihan Militer, Korut Peringatkan Serangan Tanpa Ampun
Minggu, 20 Agustus 2017, 18:57 WIBBIsnisnews.id - Korea Utara memperingatkan pada Minggu 20 Agustus bahwa latihan militer AS-Korea Selatan yang selanjutnya adalah perilaku sembrono dan mendorong situasi ke fase perang nuklir tidak terkendali.
Pyongyang juga menyatakan bahwa tentaranya dapat menargetkan Amerika Serikat kapan saja, dan tidak ada Guam, Hawaii atau daratan AS yang bisa menghindari serangan tanpa ampun.
Ancaman pemerintah diumumkan di Rodong Sinmun, surat kabar pemerintah resmi Korea Utara, sehari sebelum AS memulai latihan militer ,Uli Freedom Guardian' dengan Korea Selatan.
Ketegangan antara AS dan Korea Utara telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Pekan lalu, Pyongyang mengatakan telah menyelesaikan rencana penembakan empat rudal ke wilayah Guam di AS. Media pemerintah melaporkan bahwa pemimpin Kim Jong Un akan menilai langkah AS selanjutnya sebelum memberikan perintah peluncuran.
Namun pejabat administrasi Trump dan militer AS mengatakan latihan militer 10 hari yang akan dimulai Senin 21 Agustus akan dilanjutkan sesuai jadwal.
Latihan tahunan dianggap menentang Pyongyang yang menganggap hal tersebut sebagai praktik invasi. Namun, AS dan Korea Selatan mempertahankan itu murni defensif.
"Pernyataan kelompok Trump nekad latihan perang nuklir itu melawan DPRK. Perilaku sembrono yang mendorong situasi ke fase perang nuklir tidak terkendali," kata surat kabar Rodong Sinmun.
"Tentara Rakyat Korea menjaga kewaspadaan tinggi, siap menahan musuh. Akan mengambil langkah tegas bahkan saat tanda-tanda perang preventif mulai terlihat," katanya tanpa memberikan rincian arti dari perang preventif.
Sekretaris Negara AS Rex Tillerson dan Sekretaris Pertahanan James Mattis mengatakan pekan lalu bahwa AS mempertahankan opsi militer dalam menangani Korea Utara.
Tillerson mengatakan diplomatik damai adalah cara yang lebih disukai untuk membuat Pyongyang menghentikan pengujian rudal balistik bertenaga nuklir. Namun dia menambahkan bahwa pendekatan diplomatik harus didukung dengan ancaman militer jika Korea Utara memilih untuk bergerak maju dengan tindakan yang tidak stabil.
Mattis juga menjelaskan kesediaan AS untuk menggunakan kekuatan jika Korea Utara keluar dari barisan, "Dalam kerja sama erat dengan sekutu kita, ada konsekuensi militer yang kuat jika DPRK memulai permusuhan," katanya dikutip dari CNN. (marloft)