AS Akhiri Pencarian 3 Marinir Hilang di Australia
Minggu, 06 Agustus 2017, 18:42 WIBBisnisnews.id - Korps Marinir AS pada hari Minggu 6 Agustus telah mengakhiri usaha penyelamatan tiga anggotanya yang hilang setelah pesawat militer Amerika jatuh saat latihan di Australia.
Setelah insiden yang melibatkan MV-22 Osprey, turboprop helikopter hibrida, menteri pertahanan Jepang meminta Washington menghentikan penerbangan mereka ke negaranya untuk sementara.
Dua puluh tiga personil dengan cepat diselamatkan setelah insiden Sabtu (5/8/2017) di lepas pantai Australia.
Tapi tiga marinir tetap hilang meski dilakukan pencarian di udara dan laut.
"Operasi sekarang beralih ke upaya pemulihan. Keluarga terdekat dari tiga Marinir yang hilang telah diberitahu," Marinir AS yang berbasis di Jepang mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Seperti izin oleh negara laut, operasi pemulihan akan dilakukan untuk mencari, menilai, dan melakukan survei di wilayah tersebut, dalam koordinasi dan bantuan dari Angkatan Pertahanan Australia."
Menteri Pertahanan Marise Payne mengatakan pada hari Minggu 8 Agustus bahwa Angkatan Laut Australia menggunakan kapal survei, HMAS Melville, dan tim penyelaman angkatan laut untuk membantu operasi pemulihan.
"Pikiran kita terpengaruh oleh peristiwa tragis ini dan pemerintah Australia siap untuk mendukung AS lebih jauh lagi dengan cara apapun," tambahnya.
Marinir mengatakan operasi pemulihan dan penyelamatan bisa memakan waktu beberapa bulan untuk menyelesaikannya, sementara penyebab kecelakaan tersebut sedang diselidiki.
Pesawat yang berbasis di Jepang berada di wilayah tersebut sebagai bagian dari latihan militer bersama Australia-AS Talisman Sabre, yang baru saja berakhir di negara bagian Queensland.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera mengatakan pada hari Minggu 6 Agustus bahwa kementeriannya mencari lebih banyak informasi mengenai kecelakaan terakhir ini.
"Saya yakin ada kekhawatiran di Jepang karena informasi yang jelas tentang kecelakaan itu tidak segera tersedia," kata Onodera.
"Saya ingin mengajukan permintaan sukarela tanpa menerbangkan pesawat," katanya dikutip daro AFP. (marloft)