AS Dan Rusia Eksportir Senjata Terbesar Ke Asia dan Timur Tengah
Senin, 20 Februari 2017, 22:12 WIBBisnisnews.id - AS dan Rusia mengambil posisi terdepan di ekspor senjata selama periode 2012-2016, sebesar 56 persen secara global, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). Impor senjata juga meningkat dikarenakan permintaan meningkat, khususnya di Asia dan Timur Tengah.
Menurut SIPRI, AS terus memimpin dalam ekspor senjata global selama lima tahun terakhir dengan pangsa sepertiga dari ekspor senjata global. Ekspor senjata AS meningkat 21 persen dibandingkan periode 2007-2011, dan hampir setengah dari ekspor senjata itu pergi ke Timur Tengah.
" AS merupakan pemasok senjata utama untuk setidaknya 100 negara di seluruh dunia. Termasuk pesawat penyerang canggih dengan rudal jelajah dan amunisi presisi lain serta sistem pertahanan udara terbaru dan rudal mengambil porsi signifikan ekspor senjata AS," kata Aude Fleurant, direktur SIPRI untuk Ekspor dan Belanja Militer.
Rusia berada di tempat kedua dengan pangsa ekspor senjata global sekitar 23 persen. Sekitar 70 persen dari ekspor senjata Rusia pergi ke India, Vietnam, Cina dan Aljazair selama periode 2012-2016,
Tiga negara lain di peringkat SIPRI untuk ekspor senjata global adalah China, Perancis dan Jerman. Ekspor senjata global China naik dari 3,8 menjadi 6,2 persen selama sepuluh tahun terakhir. Perancis dan Jerman menyumbang masing 6 persen dan 5,6 persen pada 2012-2016. Total lima negara ini memegang ekspor senjata global dunia sebesar 74 persen.
Sementara khusus impor senjata oleh negara-negara di Asia dan Oceania telah meningkat 7,7 persen di 2012-2016 dan menyumbang 43 persen dari impor global.
India adalah importir senjata terbesar untuk periode ini, senilai 13 persen dari total global. Di 2012-2016 impor India jauh lebih besar daripada saingan regionalnya China dan Pakistan.
Impor senjata oleh Vietnam meningkat 6,2 persen dari 2007-2011 ke 2012-2016, membuatnya menjadi 10 pengimpor terbesar, dengan peningkatan sebesar 202 persen.
" Dengan tidak adanya instrumen senjata di regional setempat, negara-negara di Asia terus memperluas persenjataan mereka," kata Siemon Wezeman, Peneliti Senior SIPRI untuk Ekspor dan Belanja Militer.
" Sementara Cina sudah semakin mampu menggantikan impor senjata dengan produk sendiri, tapi India masih bergantung pada teknologi senjata dari banyak pemasok, termasuk Rusia, Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Israel dan Korea Selatan." (marloft)