AS Jual Senjata, Korut Sebut Trump Pedagang Perang
Minggu, 15 Oktober 2017, 21:17 WIBBisnisnews.id - Korea Utara melanjutkan retorika anti-AS pada hari Minggu 15 Oktober dengan memanggil Presiden Donald Trump seorang pedagang perang dan pencekik perdamaian.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump menjual senjata ke Korea Selatan dan Jepang dengan maksud memperkaya AS sambil memicu situasi di Semenanjung Korea, kata surat kabar negara Rodong Sinmun yang dimuat Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Pada bulan September, seminggu setelah Pyongyang melepaskan rudal uji coba di atas Jepang, Trump mengatakan bahwa dia akan memberi akses tambahan untuk persenjataan AS.
"Saya mengizinkan Jepang dan Korea Selatan untuk membeli sejumlah peralatan militer yang sangat canggih dari Amerika Serikat," Trump men-tweet pada tanggal 5 September.
Korea Selatan adalah penerima senjata buatan Amerika terbesar keempat dari tahun 2011 sampai 2015, menurut penelitian yang disusun oleh Institut Riset Stockholm International Peace.
Jepang dan Korea Selatan menjadi peserta program F-35 Joint Strike Fighter yang merupakan sistem senjata termahal dalam sejarah dunia.
Komentar Korea Utara terjadi sehari sebelum latihan militer AS-Korea Selatan selama 10 hari dimulai di sekitar Korea Selatan.
Latihan tersebut sebagai latihan operasi khusus maritim oleh Armada ke-7 Angkatan Laut AS, yang mencakup kapal induk USS Ronald Reagan, dua kapal rudal, unit angkatan udara dan angkatan laut Korea Selatan, dan Angkatan Darat dan Udara AS, menurut pernyataan AS.
Selain itu, USS Michigan, kapal selam yang dilengkapi dengan 154 rudal jelajah Tomahawk, tiba di pelabuhan Busan, Korea Selatan pada hari Jumat.
"Trump menyerukan penghancuran total negara kita di PBB dan terus membawa aset strategis nuklir ke Korea Selatan dan sekitarnya, mendorong situasi di semenanjung ke ambang perang, "komentar KCNA hari Minggu 15 Oktober. (marloft)