AS Tarik Diri Dari UNESCO
Jumat, 13 Oktober 2017, 00:36 WIBBisnisnews.id - Amerika Serikat mengatakan pada hari Kamis 12 Oktober bahwa mereka menarik diri dari badan budaya dan pendidikan PBB, menuduhnya sebagai "bias anti-Israel".
Setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan di UNESCO, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengumumkan bahwa Washington berencana untuk mengundurkan diri.
"Keputusan ini mencerminkan kekhawatiran AS akan meningkatnya tunggakan di UNESCO, kebutuhan akan reformasi fundamental dalam organisasi tersebut, dan melanjutkan bias anti-Israel di UNESCO," katanya dalam sebuah pernyataan.
Amerika Serikat di bawah mantan presiden Ronald Reagan, pernah keluar dari UNESCO pada tahun 1984 atas dugaan kesalahan manajemen keuangan dan klaim bias anti-AS dalam beberapa kebijakannya.
Presiden George W. Bush mengumumkan kembali pada tahun 2002, namun hubungan tersebut memburuk lagi di tahun 2011 ketika Barack Obama menarik dana ke badan tersebut setelah anggotanya memilih Palestina sebagai anggota penuh.
Washington menentang tindakan apapun oleh badan PBB untuk mengakui wilayah Palestina sebagai sebuah negara, dengan keyakinan bahwa harus menunggu negosiasi kesepakatan damai Timur Tengah.
"UNESCO mempromosikan cita-cita dan nilai-nilai kita melalui budaya, pendidikan dan ilmu pengetahuan," kata Duta Besar Prancis untuk PBB Francois Delattre dan menambahkan bahwa membutuhkan Amerika tetap berkomitmen untuk urusan dunia.
Israel yang merupakan anggota UNESCO tetap mengatakan bahwa tindakan pemerintah Trump menandai era baru untuk PBB dan ada harga harus dibayar bila melakukan diskriminasi terhadap Israel.
Keputusan AS muncul saat Eropa menghadapi kemunduran dalam usaha mereka untuk melobi Trump dalam menghormati komitmen internasional Washington.
Pada bulan Juni, dia mengatakan akan menarik diri dari kesepakatan perubahan iklim Paris 2015, dan akhir pekan ini dia menuduh Iran gagal menghormati kesepakatan nuklir.
Kepala UNESCO Irina Bokova menyebut penarikan mundur AS sebagai kerugian multilateralisme, sementara Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan melalui juru bicaranya bahwa dia sangat menyesalkan perkembangan ini.
"Pada saat konflik di seluruh dunia, sangat disesalkan Amerika Serikat menarik diri dari badan PBB yang mempromosikan pendidikan untuk perdamaian dan melindungi budaya," kata Bokova dikutip dari AFP. (marloft)