AS Terisolasi, Kekuatan Global Pilih Patuhi Kesepakatan Nuklir Iran
Sabtu, 14 Oktober 2017, 14:04 WIBBisnisnews.id - Kekuatan global, termasuk sekutu utama AS, mengatakan bahwa mereka akan menjaga kesepakatan nuklir Iran yang oleh Presiden AS Donald Trump ancam akan akhiri.
Trump mengatakan pada hari Jumat 13 Oktober bahwa dia akan berhenti menandatangani kesepakatan tersebut.
Inggris, Prancis dan Jerman menanggapi bahwa perjanjian tersebut sesuai dengan kepentingan keamanan nasional bersama.
Uni Eropa mengatakan bahwa tidak satu negara pun bisa menghentikan kesepakatan.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa AS lebih terisolasi dari sebelumnya, "Bisakah seorang presiden membatalkan sebuah perjanjian internasional multilateral sendiri?"
"Rupanya dia tidak tahu bahwa kesepakatan ini bukan kesepakatan bilateral semata-mata antara Iran dan Amerika Serikat."
Kesepakatan tersebut, yang ditandatangani pada tahun 2015, adalah antara Iran dan enam kekuatan internasional - Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman, dan China yang memberlakukan pembatasan program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi internasional.
Dalam sebuah pidato yang agresif pada hari Jumat 13 Oktober, Trump menyebut Iran sebagai rezim fanatik dan mengatakan telah melanggar persyaratan kesepakatan tersebut. Dia menuduh Iran mensponsori terorisme, dan mengusulkan sanksi baru.
"Kami tidak akan terus menjalani hal yang diperkirakan isi kesimpulannya lebih banyak kekerasan, teror, dan ancaman nyata nuklir Iran," katanya.
Pengamat internasional mengatakan Iran telah sepenuhnya mematuhi kesepakatan tersebut.
China belum berbicara sejak pidato Trump namun sebelumnya meminta AS untuk mempertahankan kesepakatan tersebut.
Kementerian luar negeri Rusia mengatakan bahwa mereka menyesalkan keputusan Trump namun tidak mengharapkannya untuk menghentikan kesepakatan tersebut.
Apa yang ditolak Trump?
Kongres mewajibkan presiden AS untuk mengesahkan setiap 90 hari bahwa Iran memegang teguh kesepakatannya.
Trump sudah dua kali mensertifikasi ulang, namun menolak untuk yang ketiga menjelang batas waktu hari Minggu.
Kongres sekarang memiliki waktu 60 hari untuk memutuskan apakah akan membatalkan kesepakatan nuklir dengan menjatuhkan sanksi.
Perubahan apa yang dia inginkan?
Trump menginginkan berakhirnya kesepakatan nuklir yang memungkinkan pencabutan pembatasan program nuklir Iran setelah 2025.
Dia menyerukan pembatasan program rudal balistik Iran yang justru tidak tercakup dalam kesepakatan tersebut.
Dari BBC, Presiden mengatakan bahwa para pemimpin kongres telah merancang amandemen yang akan menghambat pengembangan rudal balistik Iran dan menghilangkan tanggal kedaluwarsa mengenai kesepakatan tersebut. (marloft)