AS Tinjau Kebijakan Kekayaan Intelektual China
Sabtu, 19 Agustus 2017, 09:09 WIBBisnisnews.id - AS secara resmi meluncurkan penyelidikan terhadap kebijakan China mengenai kekayaan intelektual.
Pejabat perdagangan AS, Robert Lighthizer, mengatakan bahwa kantornya telah menetapkan bahwa isu-isu kritis ini layak dilakukan penyelidikan menyeluruh.
Langkah tersebut diambil setelah Presiden Donald Trump meminta Lighthizer meninjau ulang praktik China.
China telah menyuarakan keprihatinan serius atas penyelidikan tersebut, yang dapat mengakibatkan sanksi perdagangan AS.
AS telah mengkhawatirkan masalah ini untuk beberapa lama, kata Gary Hufbauer, dari Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional di Washington.
Biaya tahunan untuk ekonomi AS dari barang palsu, perangkat lunak bajakan dan pencurian rahasia dagang diperkirakan mencapai 600 miliar dolar.
Pada hari Jumat (18/8/2017), AS mengatakan pihaknya berencana mempertimbangkan melakukan hacking dan melaporkan bahwa pemerintah China berinvestasi di industri-industri utama AS sebagai cara mendapatkan akses terhadap teknologi baru.
Pejabat akan mengadakan dengar pendapat pada bulan Oktober sebagai bagian dari apa yang disebut penyelidikan Bagian 301.
Untuk selanjutnya, Hufbauer mengatakan bahwa ini adalah kepastian pendahuluan, AS akan menemukan bukti praktik yang tidak adil, namun tidak jelas bagaimana Trump akan melanjutkan setelah itu.
Entah membawa keluhan ke Organisasi Perdagangan Dunia, atau memutuskan bertindak secara sepihak sehingga bisa lebih cepat.
Denda mungkin ditargetkan terhadap perusahaan individual, atau lebih luas lagi, tambahnya, yang mengundang reaksi China.
Dilansir dari BBC, pada hari Selasa (15/8/2017), kementerian perdagangan China memperingatkan, "Jika pihak AS mengambil tindakan yang mengganggu hubungan perdagangan bersama, dengan mengabaikan fakta dan tidak menghargai peraturan perdagangan multilateral, China tidak akan tinggal diam." (marloft)