Atasi Semburan Minyak di Karawang, Ini Yang Dilakukan Pertamina
Jumat, 20 September 2019, 14:38 WIBBisnisNews.id -- Manajemen PT Pertamina melalui Pertamuna Hulu Energi (PHE) akan terus mengatasi dan menyelesaikan dampak sosial, ekonomi dan lngkungan pasca tumpahan inyak di sumur YYA-1 di perairan Karawang, Jawa Barat. Kompensasi akan diberikan kepada semua korban terdampak, baik di Karawang, Bekasi, Kepulauan Seribu bahkan Tangerang, dan Serang.
Saat ini, tim di lapangan sudah sampai tahap kelima (interchep), yaitu fakus menutup sumur YYA-1. Selanjutnya akan dioperasikan melalui sumut pengganti yang kini sudah dibor sampai pada kedalaman 2.800 meter," kata Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H.Syamsu didampingi jajaran Direksi PHE di Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Prosesnya terus berjalan, Targetnya, akhir September 2019 sumur YYA-1 sudah bisa ditutup dan tidak dioperasikan lagi. Blok migas tersebut akan dioperasikan melalui sumur baru yang dibor di sebelahnya sekitar 1 km.
Menurut Dharmawan, manajemen PHE akan terus melakukan recovery bahkan berlanjut sampai penanganan pascabencana dan pemberdayaan masyarakat melalui corporate social responsible (CSR) kepada warga sekitar. Semua ini merupakan program aku dan akan diaplikasikan Pertamina, khususnya terkait sumur YYA-1 Karawang.
"Sementara, manajemen PHE juga telah menyiapkan program jangka pendek, menengah sampai panjang. Kini, fokus pada upaya mematikan sumur YYA-1 dan dampak ikutannya," kata Dirut PHE Meidawati menambahkan.
Pekan lalu, PHE sudah mulai membayarkan dana kompensasi kepada 2.401 warga terdampak semburan minyak YYA-1 di enam desa di wilayah Karawang. "Itu baru pencairan tahap pertama. Pembayaran selanjutnya menunggu proses pendataan dan perhitungan Tim IPB selesai," kata Meidawati lagi.
Buku Tabungan dan ATM
Ketua Tim Penanganan Dampak Sosial dan Lingkungan PHE dalam kasus YYA-1 Rifky Effendi mengatakan, kemarin telah dibagikan buku tabungan dan ATM untuk 2.401 warga. Masing-masing orang menerima Rp900 ribu. Para korban langsung menerima uang kompensasi tersebut, khususnya di enam desa di Karawang itu," kata Rifky menjawab BisnisNews.id.
Menurutnya, proses pencairan akan terus dilakukan secara bertahap dari total sekitar 10.000 orang di Karawang. "Kita harus hati-hati melakukan pendataan, karena ada satu NIK dipakai beberapa orang, atau kasus lainnya," jelas Rifky.
Yang pasti, sebut dia, semua korban terdampak semburan minyak dari sumur YYA-1 akan mendapatkan kompensasi dari PHE. "Tapi, harus sabar karena tim sedang bekerja. Harus dipastikan dana kompensasi itu tidak salah orang," tegas Rifky.(helmi)