Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar Kembali Beroperasi
Rabu, 29 November 2017, 14:24 WIBBisnisnews.id - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali, Rabu (29/11/2017) kembali dibuka untuk dioperasikan pada pukul 14:28 WITA, setelah dilakuka perpanjangan penutupan Rabu dini hari.
Pengoperasian kembali bandara di Pulau Dewata itu didasarkan pada Notice to Airmen (NOTAM) nomor A4300/17, yang merujuk hasil rapat koordinasi dengan instansi terkait pada pukul 13:00 - 14:00 WITA.
Dengan terbitnya NOTAM tersebut, maka kegiatan operasional penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar kembali normal.
Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono saat melakukan perpanjangan penutupan sebelumnya menyebutkan, sebaran debu vulkanik masih tetap mengarah ke selatan, menyebar dengan kecepatan angin hingga 15 knots di ketinggian dari permukaan sampai dengan flight level 20 ribu feet
"Rapat dengan stakeholder penerbangan didukung data dari Darwin VolcanicAsh Advisory Center (DVAAC) memutuskan memperpanjang penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai karena area ruang udaranya masih tertutup debuvulkanik," jelas Wisnu.
Sedikitnya tujuh rute domestik dan 10 rute internasional air trafic service (ATS) route terdampak oleh debu vulkanik. Bandara Blimbingsari banyuwangi dan Lombok Praya masih aman untuk beroperasi.
"Bandara Banyuwangi untuk saat ini berada di luar area yang terdampak debu vulkanik dengan jarak 21 nautical miles dan kondisi masih normal operasi. Begitu puladengan Bandara Internasional Lombok Praya yang berjarak 26 nautical miles dari area terdampak debu vulkanik, kondisi masih beroperasi normal," terang Wisnu
Wisnu menegaskan bahwa personel navigasi penerbangan terus bersiaga penuh untuk meminimalisir dampak dari aktivitas Gunung Agung terhadap konektivitas di ruang udara Indonesia.
Pihaknya sejak September lalu telah menyiapkan 10 Bandara alternatif guna mengantisipasi aktivitas Gunung Agung antara lain Jakarta, Makassar, Surabaya, Lombok, Balikpapan,Solo, Ambon, Manado, Kupang dan Banyuwangi.
"Pemanduan lalu lintas penerbangan dilakukan sesuai standard operation procedure (SOP) yang berlaku dan menghindari area terdampak debu vulkanik sesuai contingency plan yang telah kami susun. Kami akan terus mengoptimalkan sumber daya manusia, peralatan navigasi penerbangan dan prosedur," jelasnya. (Syam S)