BIJB Hidup Segan Mati Tak Mau, Inilah Solusi Ekstremnya
Sabtu, 03 November 2018, 18:54 WIB
                                            Bisnisnews.id  - Tiga  solusi ekstrem penyelesaian  Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka yang sampai saat ini masih lengang dan sepi peminat. Kendalanya selain soal akses jalan juga terus berkembangnya Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Kabadan Litbang Kemenhub) Sugihardjo mengatakan, tiga solusi itu diakui harus secepatbya diputuskan pemerintah.
"Tetap mempertahankan dan membesarkan Bandara Husein Sastranegara,  BIJB atau keduanya dihidupkan," kata Jojo, panggilan akrab Sugihardjo pada Lokakarya Forum Wartawan Perhububgan di Lembang Jawa Barat, Sabtu (3/11/2018).
Solusi pertama menutup Bandara Husein Sastranegara secara permanen dan mengembalikan kepada pihak TNI AU. "Kalau itu dilakukan,  selesai masalah BIJB". 
Kedua, ungkap Jojo,  dipakai sebagai bandara untuk kepentingan militer dan protokoler negara. Tapi juga harus dikalkulasi terhadap kepentingan masyarakat yang tujuan utamanya kota Bandung. 
"Ini memang  keputusan ekstrim, Kalau ini dilakukan, sudah bisa dipastikan BIJB akan hidup dan maskapai beralih ke BIJB. Solusi ini pada akhirnya merugikan para penumpang yang tujuan utamanya kota Bandung," kata Jojo.
Namun, papar Jojo, solusi yang paling   tepat dalam mengatasi  permasalahan ini ialah,  solusi jalan tengah. Yaitu,  mengurangi sebagian operasi bandara Husein Sastranegara. Dengan demikian,  ada pemindahan  sebagian penumpang dan maskapai ke BIJB
"Tapi yang saya sampaikan ini hanya mengkaji dari.sisi kemungkinan dan dampak plus minusnya. Tapi karena ini menyangkut kewenangan, tentu bukan otoritas saya di Badan Litbang," tuturnya.
Solusi ini  menjadi masukan kepada Dirjen Perhubungan Udara dan Menteri Perhubungan untuk membuat sebuah keputusan yang tepat. Jangan sampai keputusan yang diambil itu merugikan satu pihak.
"Ya, ini memang keputusan sulit tapi pemerintah harus  membuat keputusan," jelasnya.
Solusi ketiga sebagai jalan tengah itu diakui Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan  Djoko Sasono adalah yang tepat. Namun pemerintah, ungkapnya tetap konsens   terhadap  bandara BIJB  maupun Husein  Sastranegara di kota Bandung.
Pemerintah berharap, bandara BIJB ini juga  bisa dimanfaatkan maskapai penerbangan untuk kegiatan angkutan ibadah umroh. "Sudah dimulai yang untuk angkutan ibadah umroh," tuturnya.
Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis  Bandara Internasional BIJB Agus Sugeng Widodo mengakui, solusinya Bandara Huseinn Sastranegara Bandung ditutup.
"Cara meramaikan  bandara ini cuma satu, Bandara Husein Sastranegara  harus ditutup dulu. Selama  bandara di Bandung masih beroperasi, ya pasti akan menghadapi kendala," tuturnya.
Sepinya penumpang juga membawa pengaruh terhadap mitra bisnis darat. Tenant - tenant  yang  sudah kontrak  belum melakukan kegiatan.
Alasannya, pengunjung masih sangat sepi. Kegiatan penerbangan baru dilakukan oleh Citilink. Padahal bandara yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Mei 2018 lalu  ini  memiliki areal cukup luas atau melebihi luasnya Bandara Soekarno-Hatta.
Karena pendirian bandara yang sahamnya murni di miliki Pemda Jawa Barat ini awalnya sebagai bandara pengganti Husein Sastranegara. (Syam S)