Biodiesel Minyak Sawit Bisa Jadi Energi Alternatif Masa Depan
Rabu, 17 Juli 2019, 06:53 WIBBisnisnews.id -- Ketergantungan Indonesia pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa dikurangi, salah satunya dari hilir migas dengan peningkatan pemanfaatan biodiesel. Indonesia mempunyai bahan dasar biodise, seperti minyak sawit, jarak pagar dan lainnya.
"Saat ini, uji coba penggunaan B30 sedang berlangsung dan diharapkan dapat mengurangi impor BBM. Dengan energi ramah lingkungan ini, rantai suplai yang dari luar negeri sudah bisa kita eliminasi. Kita mampu menghasilkan kebutuhan energi kita yang berasal dari kemampuan dalam negeri", kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar pada Workshop Pemanfaatan Minyak Sawit Untuk Green Fuel Dalam Mendukung ketahanan Energi dan Kesejahteraan Petani Sawit di Auditorium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, kemarin.
Arcandra menjelaskan kebutuhan solar dalam negeri sekitar 30 juta kilo liter setahun. Dengan pemanfaatan biodiesel saat ini (B20), sekitar 6 juta kilo liter FAME dapat menggantikan solar. Hal ini diyakini dapat menghemat hingga 3 miliar Dolar AS.
Ia menegaskan perlu adanya usaha terus menerus untuk mengurangi impor BBM dalam negeri. Seiring pertumbuhan ekonomi, kebutuhan akan BBM terus meningkat dan jika tidak diimbangi dengan ketersediaan di dalam negeri maka kebutuhan impor akan membesar.
"Hari demi hari impor kita akan membesar kalau kita tidak ada usaha untuk menguranginya. Sekitar 36 juta dollar per hari kita impor, setahun sekitar 10 atau 11 miliar dollar kita impor. Kalau dengan adanya pertumbuhan, maka 11 miliar dollar ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun", terang Arcandra,
Di sisi lain, di hulu migas upaya terus dilakukan Pemerintah dalam memperbaiki iklim sektor ESDM. Dikutip dari laman esdm.go.id, Arcandra menerangkan bahwa ebelumnya di tahun 2015 dan 2016 lelang blok migas yang masih menggunakan skema cost recovery tidak ada yang laku.
"Namun di 2017, skema cost recovery diubah menjadi gross split dan 5 blok eksplorasi langsung diminati oleh investor yang disusul kemudian di 2018 terdapat 9 blok migas yang diminati," papar putra Minag itu lagi.
Hingga Juni 2019, imbuh Arcandra, sebanyak 42 kontrak kerja sama migas telah menggunakan skema gross split. "Lima di antara kontrak tersebut merupakan amandemen dari cost recovery menjadi gross split dan ini merupakan perbaikan dari sisi hulu," tandas Arcandra.(helmi)