China Resmi Umumkan Puluhan Miliar Dolar Bagi Negara Yang Terlibat
Minggu, 14 Mei 2017, 22:50 WIBBisnisnews.id - Presiden China, Xi Jinping pada hari Minggu 14 Mei 2017 menawarkan puluhan miliar dolar untuk proyek-proyek yang merupakan bagian dari inisiatif kebijakan luar negerinya, yang menghubungkan China dengan sebagian besar wilayah Asia, Eropa dan Afrika.
Xi membuat pengumuman tersebut dalam pidato pembukaannya pada konferensi dua hari "Belt and Road" di Beijing yang mempertemukan para pemimpin dari 29 negara. Ini adalah profil terbaru dari Xi yang berusaha menjadi pemimpin global dan perdagangan bebas.
"Kita harus membangun platform kerjasama terbuka, menjunjung tinggi serta menumbuhkan ekonomi dunia terbuka," kata Xi. Terlepas dari Beijing yang menghadapi keluhan bahwa pemerintahan menghambat atau mengurangi akses pasar ke perusahaan asing.
Xi mengatakan China akan menyumbangkan 100 miliar yuan (14,5 miliar dolar) ke Dana Jalan Sutera, yang didirikan pada tahun 2014 untuk membiayai proyek infrastruktur dan memberikan bantuan senilai 60 miliar yuan (8,7 miliar dolar) kepada negara-negara berkembang dan organisasi internasional yang turut dalam prakarsa menghidupkan kembali rute perdagangan kuno.
Dua bank China akan menyiapkan skema pinjaman senilai 380 miliar yuan (55 miliar dolar) untuk mendukung inisiatif tersebut, kata Xi.
Presiden Vladimir Putin dari Rusia dan Recep Tayyip Erdogan dari Turki juga berbicara pada upacara pembukaan.
Washington sendiri diwakili oleh delegasi junior Matt Pottinger, asisten khusus presiden dan direktur senior untuk Asia Timur di Dewan Keamanan Nasional.
Pemerintahan Washington sampai New Delhi khawatir bahwa Beijing menggunakan inisiatif tersebut untuk membangun pengaruh politiknya sendiri dan mengikis keberadaan mereka, atau China dapat merusak standar lingkungan atau membiarkan negara-negara ekonomi lemah dibebani hutang.
India menyampaikan sebuah kritik tersirat mengenai rencana China ini pada hari Sabtu (13/05/2017) dalam sebuah pernyataan dari kementerian luar negeri yang mengatakan bahwa inisiatif semacam itu harus memenuhi norma internasional dan tidak menciptakan hutang berkelanjutan.
India juga telah menolak perusahaan-perusahaan milik negara China yang bekerja di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan mengingat wilayah Himalaya diklaim oleh kedua belah pihak.
"Tidak ada negara yang bisa menerima sebuah proyek yang mengabaikan kedaulatan dan integritas teritorial," kata pernyataan tersebut.
Beberapa diplomat dan analis politik mengatakan Beijing berusaha menciptakan jaringan politik dan ekonomi berpusat di China, mendorong Amerika Serikat keluar dari wilayah tersebut dan menulis peraturan baru mengenai perdagangan dan keamanan.
Dikutip dari The Associated Press, Xi berjanji untuk menghindari pembentukan kelompok kecil sekutu, yang menurutnya dapat membahayakan stabilitas regional. Sebaliknya, dia mengatakan, Beijing menginginkan kemitraan persahabatan dan "keluarga besar koeksistensi yang harmonis. (marloft)