Dampak Ekonomi Kawasan Edu-Wisata Mangrove Cilacap
Minggu, 27 Oktober 2019, 06:45 WIBBisnisNews.id -- Dampak kemandirian ekonomi dengan kehadiran kelestarian hutan mangrove di wilayah konservasi Laguna Segara Anakan, Dusun Lempong Pucung, di Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah.
Dampaknya sangat terasa bagi warga sekitar. Kehadiran edu-wisata mangrove ini juga memberikan pendapatan kelompok pengelola yang kurang lebih 25% pendapatan rata – rata anggota sudah diatas UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten).
"Dalam tiga tahun terakhir, pendapatan kelompok meningkat dari Rp114 juta pada tahun 2017 menjadi Rp163 juta (2018) dan Rp183 juta (2019) dengan rata – rata omzet lebih dari 20 juta per bulan," kata Unit Manager Comm, Rel & CSR RU IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali, kemarin.
Dikatakan, dengan mandiri secara ekonomi yang sekarang mampu membuat lapangan pekerjaan untuk 43 orang. Mereka adaah putra daerah Cilaca, Jawa Tengah bahkan ikit mendorong tumbuh ekonomi masyarakat daerah tersebut.
"Diharapkan edu-wisata mangrove ini kedepan terus berkembang dan menjadi icon wisata Kabaputen Cilacap yang dihadiri banyak wisatawan lokal maupun mancanegara,” papar Laode.
Secara konsisten, terang Laode, Pertamina bersama masyarakat terus mengembangkan pembibitan berbagai jenis mangrove langka, sehingga diharapkan akan lebih banyak jenis mangrove yang berhasil diselamatkan. "Saat ini sudah mulai dilakukan pembibitan 4 jenis mangrove langka serta sudah ada 8 jenis mangrove tersertifikasi," terang Laode.
Dengan hadirnya kawasan edu-wisata mangrove ini, menurut dia, kawasan ini mampu menyerap CO2 (karbon dioksida) sebesar 41.371.680 pon/tahun dan memproduksi O2 sebesar 224.096.600 pon/tahun," sebut Laode.
"Dan, limbah buah mangrove sekitar 95 ton per tahun dimanfaatkan para perajin batik di wilayah ini untuk pewarna alami. Jadi selain melestarikan alam, sekaligus juga meningatkan kesejahteraan masyarakat,” tegas Laode.(helmi)