Demo Pro Kesatuan Spanyol Saingi Pro Kemerdekaan Catalonia
Minggu, 08 Oktober 2017, 01:32 WIBBisnisnews.id - Referendum Catalan tentang kemerdekaan Catalonia di Spanyol yang diikuti aksi demo damai di wilayah itu tampaknya akan berbuntut panjang. Bagaikan membangunkan macan tidur, referendum itu kini memancing aksi demo dari masyarakat pro kesatuan dan persatuan Spanyol.
Demonstrasi pro-persatuan berlangsung Sabtu (7/10/2017) sebagai unjuk kekuatan melawan pro kemerdekaan Catalonian, setelah referendum yang berlangsung Minggu lalu. Puluhan ribu orang berdemo di Madrid. Unjuk rasa juga berlangsung di kota-kota lain, Bahkan, para pendukung menyerukan aksi serupa di ibukota Catalonia, Barcelona yang mendesak dialog politik.
Sementara itu, perwakilan pemerintah Spanyol di Catalonia meminta maaf kepada mereka yang terluka saat usaha polisi menghentikan referendum tersebut. Tapi Enric Millo menyalahkan pemerintah Catalan karena melakukan pemungutan suara ilegal.
Dalam permintaan maaf pertama oleh seorang pejabat pemerintah Spanyol mengenai kekerasan tersebut selama referendum tersebut, Millo mengatakan bahwa dia tidak dapat membantu dan enyesali serta meminta maaf atas nama petugas yang melakukan intervensi.
Ratusan orang terluka karena polisi, yang berusaha menerapkan larangan pengadilan Spanyol atas pemungutan suara, berusaha merebut kotak suara dan membubarkan pemilih.
Presiden Catalan Carles Puigdemont sekarang berencana untuk berbicara kepada parlemen Catalan pada hari Selasa pukul 18:00 waktu setempat (16:00 GMT), kata pembicara parlemen di wilayah timur laut otonom tersebut.
Mahkamah Konstitusi Spanyol sebelumnya menunda sidang parlemen Catalan yang telah direncanakan pada hari Senin.
Ada spekulasi bahwa parlemen akan mendeklarasikan kemerdekaan secara sepihak pada waktu duduk berikutnya, sesuai dengan hasil referendum.
Hasil akhir dari polling tersebut menunjukkan 90% dari 2.3 juta orang yang memilih mendukung kemerdekaan. Ada beberapa klaim penyimpangan, dan banyak kotak suara disita oleh polisi Spanyol.
Sementara itu, mantan pemimpin Catalonia, Artur Mas, mengatakan kepada Financial Times bahwa wilayah tersebut belum siap untuk kemerdekaan sejati - meskipun dia yakin telah memenangkan hak untuk melepaskan diri. (Gungde Ariwangsa)