Dirop MTI: Pelabuhan Tempat Kerja Paling Beresiko
Kamis, 15 Februari 2018, 14:30 WIBBisnisnews.id-Direktur Operasi PT Multi Terminal Indonesia (PT MTI), Banu Astrini mengatakan, pelabuhan merupakan tempat bekerja paling berisiko, dibandingkan dengan area pertambangan. Karena itu, Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) wajib diperkuat sesuai standar operasional yang ada pada seluruh lini.
Standar K3 bagi pekerja ini, penting diimplementasikan, mengingat laju pertumbuhan arus barang di lingkungan pelabuhan, terutama yang ditangani MTI naik signifikan. Upaya memperkuat sisi operasional itu sendiri, telah dilakukan sejak 2017, berupa peningkatan kelengkapan alat kerja sebagai pendukung kegiatan bongkar-muat.
Kata Banu, resiko kerja di lingkungan pelabuhan, bukan hanya terjadi di lapangan tapi juga para pekerja yang melakukan aktivitas di dalam gedung (kantor). Karena itu, ungkapnya, implementasi K3 secara penuh wajib dilaksanakan.
Antisipasi kecelakaan kerja dengan mengadopsi pola K3 itu sendiri, sebelumnya telah disampaikan secara terbuka kepada jajaran manajemen, karyawan MTI dan para stakeholder dalam sebuah seminar & inpeksi K3, Selasa 13 Februari 2018 lalu di lantai 3 kantor pusat PT MTI.
Penjelasan secara terbuka tentang pentingnya implementasi K3 itu, bertujuan untuk mewujudkan Zero Accident di lingkungan kerja. Banu berharap, implementasi K3 ini didukung semua pihak. "Resiko tidak hanya berada di lapangan tapi bisa saja terjadi gedung kantor, perlengkapan K3 perlu di perhatikan," jelasnya.
Penerapan K3, bukan hanya menjadi tanggungjawab manajemen, tapi diperlukan kesadaran, kedisiplinan dan kepedulian terhadap lingkungan kerja. Karenanya di sebuah sebuah perusahaan, K3 menjadi bagian penting dari prinsip produktivitas dan tolak ukur dalam program dan kebijakan menuju perusahaan yang handal dan profesional.
Terkait resiko pekerjaan itu, Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri sebelumnya menegaskan, jangan menganggap ringan persoalan keselamatan kerja. K3 wajib diimplementasikan pada semua lini pekerjaan dan harus terus ditingkatkan untuk menghundar kecelakaan kerja.
Hanif juga mengingatkan, agar manajemen untuk tidak berpikir, kegiatan K3 menjadi beban perusahaan.Tapi justru menjadi investasi perusahaan dalam mensejahterakan pekerja.
Catatan Kecelakaan
Resiko pekerjaan di lingkungan pelabuhan sangat tinggi. Berdasarkan data, di lingkungan Jakarta International Countainer Terminal (JICT) sepanjang 2016 dan 2017 terjadi sejumlah kecelakaan kerja yang cukup tragis, yang mengakibatkan tiga orang pekerja meninggal dunia.
Catatan Bisnisnews.id, kecelakaan fatal yang berujung pada terjadinya korban pekerja di JICT Tajung Priok, diantaranya, jatuhnya alat spreader menimpa mobil perawatan, petikemas yang sedang diangkat merosot jatuh sampai persoalan putusnya kabel.
Peristiwa kecelakaan kerja terakhir teradi dan sangat tragis menimpa Ferry Andryanto, asisten operator alat, Sabtu 21 Oktober 2017 lalu. Almarhum, meninggal dunia akibat terkena kabel alat yang putus tiba-tiba dan mengenai dada serta leher. (Syam S)