Diwarnai Aksi Kekerasan, Catalonia Klaim Menangkan Hak Merdeka
Senin, 02 Oktober 2017, 11:41 WIBBisnisnews.id - Pemimpin Catalan, Carles Puigdemont mengatakan bahwa wilayah Spanyol telah memenangkan hak kemerdekaan, setelah referendum yang diperdebatkan itu diwarnai kekerasan.
Dia mengatakan bahwa pintu telah terbuka untuk sebuah deklarasi kemerdekaan unilateral.
Pejabat Catalan mengatakan 90 persen dari mereka memilih kemerdekaan pada pemilihan hari Minggu 1 Oktober. Jumlah pemilih adalah 42,3 persen.
Pengadilan Spanyol telah mengumumkan jajak pendapat tersebut ilegal dan ratusan orang terluka saat polisi menggunakan kekuatan untuk mencoba memblokir pemungutan suara. Petugas menyita surat suara dan kotak di tempat pemungutan suara.
"Dengan harapan dan penderitaan ini, warga Catalonia telah memenangkan hak untuk sebuah negara merdeka dalam bentuk republik," kata Puigdemont dalam pidato di televisi.
"Pemerintahan saya, dalam beberapa hari ke depan akan mengirimkan hasil pemungutan suara hari ini ke parlemen Catalan, di mana kedaulatan rakyat kita terbengkalai, sehingga bisa bertindak sesuai dengan hukum referendum."
Dia mengatakan Uni Eropa tidak bisa lagi terus melihat ke arah lain.
Lebih dari 40 serikat pekerja dan asosiasi Catalan akan melakukan pemogokan di seluruh wilayah pada hari Selasa 3 Oktober karena pelanggaran berat hak dan kebebasan.
Sejumlah besar pendukung kemerdekaan berkumpul di pusat ibukota regional Barcelona pada hari Minggu malam 1 Oktober, melambai-lambaikan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan Catalan. Demonstran anti-kemerdekaan juga mengadakan demonstrasi di Barcelona dan kota-kota Spanyol lainnya.
Diwarnai kekerasan
Pemerintah Catalan mengatakan lebih dari 800 orang terluka dalam bentrokan di seluruh wilayah tersebut. Angka tersebut termasuk orang-orang yang sempat mengalami serangan kecemasan.
Kementerian dalam negeri Spanyol mengatakan 12 petugas polisi terluka dan tiga orang ditangkap. Ditambahkan bahwa 92 TPS telah ditutup.
Di Girona, polisi anti huru hara menghancurkan jalan ke sebuah tempat pemungutan suara dimana pemimpin Catalan, Puigdemont dijadwalkan untuk memilih.
Tayangan TV menunjukkan polisi anti huru hara menggunakan pentungan untuk mengalahkan sekelompok pemadam kebakaran yang melindungi orang banyak di Girona.
Polisi nasional dan Guardia Civil dikirim ke Catalonia dalam jumlah besar untuk mencegah pemungutan suara.
Pemungutan suara
Otoritas Catalan mengatakan 319 dari sekitar 2.300 TPS di seluruh wilayah tersebut telah ditutup oleh polisi, namun pemerintah Spanyol mengatakan hanya 92 TPS telah ditutup.
Sejak Jumat, ribuan orang telah menduduki sekolah dan bangunan lainnya yang ditunjuk sebagai TPS agar mereka tetap terbuka.
Catalonia merupakan daerah kaya berpenduduk 7,5 juta orang di timur laut Spanyol serta memiliki bahasa dan budayanya sendiri.
Mereka memiliki tingkat otonomi tinggi, namun tidak diakui sebagai negara yang terpisah berdasarkan konstitusi Spanyol.
Selanjutnya
Menurut analisis Tom Burridge dari kantor berita BBC Barcelona, hubungan rumit Spanyol dengan kawasan Catalonia mengarah pada hal yang tidak diketahui.
Setelah kekerasan oleh polisi Spanyol, deklarasi kemerdekaan oleh pemerintah daerah Catalonia tampaknya lebih mungkin terwujud.
Semalam pemerintahan Catalonia mengklaim jumlah pemilih sebanyak 2,2 juta orang. Ia juga mengatakan bahwa 90 persen memilih "ya" merdeka dari Spanyol.
Pada hari Senin 2 Oktober pemerintah Madrid akan mengadakan pembicaraan dengan pihak Spanyol untuk menanggapi krisis politik terbesar dalam beberapa dasawarsa.
Walikota Barcelona Ada Colau mengecam tindakan polisi terhadap populasi tak berdaya di kawasan ini, namun Wakil Perdana Menteri Spanyol Soraya Saenz de Santamaria mengatakan bahwa polisi telah bertindak profesionalisme dengan cara proporsional. (marloft)