Donald Trump Bahas Rencana Serangan ke Suriah di Rapat Kabinet
Jumat, 13 April 2018, 03:08 WIBBisnisnews.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump Kamis (12/4/2018) waktu setempat berkumpul dengan penasehat keamanannya, menyusul peringatan Moskow, bahwa aksi militer itu akan langsunng berhadapan dengan Rusia.
Peringatan yang dilontarkan Moskow bukan main-main, terlebih ketika Rusia menghentikan upaya diplomatik di PBB dan Prancis menyatakan, sikap itu membuktikan bahwa Rusia benar-benar terlibat dalam melakukan serangan dengan senjata kimia mematikan yang menewaskan lebih dari 40 warga Suriah.
"Itu terlalu buruk bahwa dunia menempatkan kita pada posisi seperti itu," kata Trump, ketika Menteri Pertahanan James Mattis menuju ke West Wing untuk memberikan opsi-opsi serangan balasan
Trump menegaskan, dirinya telah mengadakan pertemuan dengan para penasehat keamanan. "Kami mengadakan sejumlah pertemuan hari ini, kami akan melihat apa yang terjadi. Sekarang kami harus membuat beberapa keputusan lebih lanjut," kata Trump kepada anggota parlemen dan gubernur di Ruang Kabinet.
Dalam menghadapi serangan Prancis dan Inggris telah menyiapkan pasukannya melalui kapal selam. Demikian juga dengan Amerika yang meyiapkan kapal induk penuh dengan senjata berat dilengkapi rudal serangan darat Tomahawk, bergerak ke berbagai pantai dekat Suriah.
Pemberontak
Di tanah Suriah, para pemberontak di Ghouta Timur dilaporkan menyerahkan senjata berat. Para pemimpinnya telah meniggalkan daerah kantong pertahanan dan itu menunjukan akhir dari salah satu serangan paling berdarah dari perang tujuh tahun dan kemenangan besar bagi rezim Assad.
Seorang pemimpin top Jaish al-Islam, kelompok yang mengendalikan Douma selama bertahun-tahun, mengatakan kepada AFP bahwa serangan Sabtu itu memaksa mereka untuk menerima kesepakatan yang diperantarai Rusia dan mengevakuasi. (AFP/Syam S)