Dunia Penerbangan Terancam, Rudal Korut Tembus Wilayah Udara Yang Sibuk
Sabtu, 05 Agustus 2017, 23:17 WIBRudal Korea Utara mendarat di Laut Jepang, hanya beberapa menit sebelum penerbangan dari Tokyo ke Paris melintasi lintasannya.
Bisnisnews.id - Dunia penerbangan mulai was-was atas keaktifan Korea Utara meluncurkan rudal . balistik antar benua. Pasalnya rudal-rudal itu terdeteksi Pentagon menembus dan melewati wailayah udara yang sibuk.
PYONGYANG (Suara Karya): Sebuah pesawat Air France yang membawa lebih dari 330 penumpang mungkin telah mendekati rudal balistik antar benua yang diluncurkan oleh Korea Utara. Diperkirakan jarak pesawat itu sekitar 100km ke arah rudal yang diluncurkan baru-baru ini. Bahkan penerbangan itu melewati tempat dimana rudal mendarat sekitar 10 menit kemudian.
Air France, menurut laporan BBC.Com, mengatakan pesawatnya tidak dalam bahaya namun zona larangan terbang di sekitar Korea Utara perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan.
Badan pertahanan Amerika Srikat, Pentagon mengatakan rudal tersebut terbang melalui wilayah udara yang sibuk. Pejabat AS sering memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh rudal terhadap pesawat komersial di daerah tersebut.
Jalur penerbangan Boeing 777 menunjukkan bahwa itu berada di sebelah barat Hokkaido, bagian utara pulau utama Jepang, ketika rudal Korea Utara berada di udara. Perkiraan Jepang dan AS mengatakan rudal tersebut turun sedekat 100km sampai 150km ke pesawat.
"Rudal itu terbang ke luar angkasa, mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang, sebuah wilayah yang digunakan oleh kapal komersial dan kapal penangkap ikan," kata juru bicara Pentagon Capt Jeff Davis. "Semua ini benar-benar tidak terkoordinasi."
Air France telah bersikeras bahwa rudal tersebut tidak mengganggu dengan cara apapun dengan jalur penerbangannya dan bahwa layanan berjalan tanpa masalah.
"Informasi yang tersedia untuk Air France pada tahap ini menunjukkan bahwa rudal tersebut jatuh di laut lebih dari 100km dari lintasan pesawatnya," kata pejabat maskapai penerbangan kepada RFI.
Maskapai ini menambahkan bahwa pihaknya terus-menerus menilai kemungkinan risiko dan rencana penerbangan yang sering disesuaikan sebagai tindakan pencegahan, oleh karena itu zona larangan terbang di sekitar Korea Utara perlu diperluas.
Pada bulan Juli 2014, penerbangan Malaysia Airlines MH17, pergi dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, jatuh setelah diduga ditabrak rudal buatan Rusia di timur Ukraina. Sebanyak 283 penumpang tewas. (Gungde Ariwangsa)