Ekonomi Indonesia Lesu, Mau Dijadikan Apa Patimban ?
Rabu, 04 Desember 2019, 15:22 WIBBisnisNews.id -- Kondisi ekonomi Indonesia saat ini di tengah perang dagang antara Amerika dan China juga kurang menjanjikan. Implikasinya, akan menjadikan harapan Pemerintah untuk menjadikan Patimban sebagai hub terbesar di tahun 2027 sulit tercapai.
Pemerintah berlu berfikir ulang terkait rencana pengembangan Pelabuhan Patimban ini. "Ibarat, jauh panggang dari ap," kata Direktur Namarin Siswanto Rusdi di Jakarta.
Perekonomian kita kini, lanjut dia, sekarang sedang terpuruk. Industri sedang lesu, tiba-tiba ada wacana Pelabuhan Patimban sebagai hub terbesar untuk otomotif dan logistik.
"Kondisi tersebut tentu akan sulit diwujudkan. Dan, kapal mana yang mau singgah di pelabuhan itu,” jelas Siswanto lagi.
Dia memberikan perbandingan, Pelabuhan Kuala Tanjung, di Pemkab Batuara Sumut berada di tepi Selat Malaka yang sangat strategis. Idealnya, banyak kapal yang masuk dan membawa produk ekspor impor dari Sumut dan sekitarnya.
Namun ironis, urai Siswanto, hingga hari ini jumlah kapal yang singgah di situ (Kuala Tanjung) belum sesuai ekspektasi yang dicanangkan.
Faktanya, menurut Siswanto, Pelabuhan Kuala Tanjung sampai sekarang belum bisa bersaing dengan Singapura, Tanjung Pelepas dan Port Klang Malaysia. "Padahal dulu juga dicanangkan menjadi hub terbesar di Selat Malaka,” kilah Siswanto.
Seperti diketahui, tambah Namarin, proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang secara keseluruhan dilakukan dalam 3 tahap. Tahap 1 fase 1, akan diselesaikan pada bulan November 2020 dengan kapasitas kapasitas 218.000 kendaraan untuk terminal kendaraan dan 250.000 TEUs untuk terminal peti kemas.
Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan pada tahap 1 fase 2 yang ditargetkan pada tahun 2021-2023, dengan kapasitas optimum untuk kendaraan itu adalah 600.000 kendaraan dan kontainer sejumlah 3,75 juta TEUs.
Tahap 2 dan tahap 3 akan dilakukan pada 2024-2027 yaitu dilakukan pengembangan terminal peti kemas hingga mencapai kapasitas maksimal yaitu di atas 7 juta TEUs.
Total luas pelabuhan ini adalah 654 hektar dengan rincian 300 hektar untuk terminal peti kemas dan terminal kendaraan serta 354 hektar akan diperuntukkan back up area berisi area pergudangan, perkantoran, pengelolaan, dan area bisnis.(nda/helmi)