Ekonomi Tidak Merata, Penyebab Inefisiensi Karena Angkutan Baik Kapal Sepi
Senin, 09 Maret 2020, 17:13 WIBBisnisNews.id -- Supply Chin Indonesia (SCI) menilai Tol Laut menjadi salah satu konsep penting pengembangan transportasi laut untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan negara maritim. Keberhasilan program Tol Laut perlu lebih ditingkatkan lagi sehingga memberikan dampak nyata di masyarakat.
"Ketidakmerataan ekonomi mengakibatkan inefisiensi transportasi laut (biaya pengangkutan mahal) karena kekurangan muatan balik dari wilayah-wilayah dengan pertumbuhan ekonomi rendah, terutama di Kawasan Timur Indonesia," kata Setijadi, Chairman Supply Chain Indonesia di Jakarta.
Menurutnya, upaya peningkatan muatan balik Tol Laut harus didukung beberapa pihak terkait secara sinergis. Pemerintah daerah setempat, misalnya, perlu memanfaatkan Tol Laut untuk mengangkut produk dan komoditas potensialnya.
Selain bermanfaat untuk mengisi muatan balik Tol Laut, kata Setijadi, hal itu berpotensi meningkatkan daya saing produk dan komoditas yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan perekonomian wilayahnya.
Potensi muatan dari wilayah itu, menurut Setijadi, antara lain berbagai komoditas perikanan, pertanian, dan perkebunan.
"Untuk komoditas perikanan laut, potensinya sekitar 12 juta ton per tahun pada 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk yang dilewati jalur Tol Laut," papar Setijadi.
Sementara, tambah dia, konsumsi ikan terbanyak di Pulau Jawa, baik untuk masyarakat maupun industri. Dengan demikian, komoditas perikanan sangat berpotensi menjadi muatan balik Tol Laut.
Produktivitas Pelabuhan di Indonesia
Dalam kaitan ini, SCI juga menegaskan, produktivitas pelabuhan juga mempengaruhi efisiensi biaya logistik. Pelabuhan di Hongkong dapat menangani 40-50 BPH (kontainer per jam), sementara Pelabuhan Teluk Bayur hanya sekitar 10-20 BPH.
Oleh karena itu, Chairmen SCI merekomendasikan peningkatan kapasitas kapal maupun armada moda transportasi lain untuk meningkatkan skala ekonomi.
Upaya ini, terang SCI, harus dilakukan dengan perbaikan sistem konsolidasi muatan antar wilayah dengan menggunakan sistem informasi yang handal. Namun, masalah konsolidasi ini ini dapat terkendala justru karena jumlah pelabuhan di Indonesia yang terlalu banyak.
"Diperlukan penataan struktur kepelabuhanan yang lebih baik. Selain itu, pelabuhan juga harus meningkatkan dan menerapkan standardisasi proses, peralatan dan teknologi, serta SDM," tegas Setijadi.(helmi)