Film The Day After Tomorrow Jadi Kenyataan
Sabtu, 07 Januari 2017, 17:31 WIBBisnisnews.id - Perubahan iklim yang sangat ekstrim bisa memicu bencana runtuhnya Samudera Atlantik saat ini dan negara belahan bumi utara dapat menjadi daerah yang sangat dingin dalam hitungan tak lama, menurut Wei Liu, ilmuwan Universitas Yale.
Hasil studi Liu yang diterbitkan oleh Science Advances, mengkalkulasikan bahwa sirkulasi terbalik garis bujur Atlantik - Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) bisa runtuh dalam waktu 300 tahun, apabila CO2 atmosfer meningkat menjadi 710 bagian per juta. Tingkatan yang diukur minggu lalu yaitu 405 bagian per juta.
Hal ini akan memicu pendinginan dari bagian utara Atlantik Utara dan ekspansi laut es yang luar biasa, menurut model penelitian Wei. Selain itu, sabuk hujan normal daerah beriklim akan terdorong signifikan ke bagian selatan lewat Atlantik tropis.
Model penelitian ini juga memprediksi gangguan di bagian lain dunia. Tanpa air dingin bergerak ke selatan lagi, skenario baru menunjukkan pola pemanasan kuat di selatan khatulistiwa, yang menciptakan hujan jauh lebih banyak untuk timur-laut Brazil dan lebih sedikit untuk Amerika Tengah dan laut es Antartika.
Wei memperingatkan bahwa AMOC telah diabaikan dalam model perubahan iklim, "Poin dari studi kami menunjukkan bias sistematis dalam model iklim saat ini, yang menghambat proyeksi iklim yang benar," katanya. Sebelumnya, pola sirkulasi laut di Samudera Atlantik diasumsikan stabil oleh kebanyakan ilmuwan.
"Ini adalah masalah besar dalam sistem iklim dan penting bagi Eropa dan Amerika Utara, " Tom Delworth, seorang ilmuwan di Oceanic and Atmospheric Administration Nasional, mengatakan kepada The Verge. (marloft)