Gegara Biodiesel, AS Mulai Selidiki Indonesia
Jumat, 14 April 2017, 14:32 WIBBisnisnews.id - Amerika Serikat mengatakan pada hari Kamis (13/4/2017) akan memulai penyelidikan kemungkinan dumping dan subsidi terhadap impor biodiesel dari Indonesia dan Argentina.
Total impor biodiesel AS naik ke rekor 916 juta galon (3,5 miliar liter) pada tahun 2016, menurut data pemerintah AS yang diterbitkan pada bulan Maret. Argentina mewakili sekitar dua-pertiga dari impor Amerika Serikat, diikuti oleh Indonesia dan Kanada.
Komisi Perdagangan Internasional AS menjadwalkan untuk keputusan awal pada 8 Mei tentang impor yang diperkirakan menyakiti produsen AS, demikian menurut Departemen Perdagangan AS dalam sebuah pernyataan.
Langkah ini diambil hanya beberapa hari menjelang kunjungan Wakil Presiden AS Mike Pence ke Indonesia. Beberapa produsen biodiesel AS pada bulan lalu meminta pemerintah AS untuk memberlakukan bea anti-dumping atas impor biodiesel dari Argentina dan Indonesia yang mereka katakan telah membanjiri pasar AS dan melanggar perjanjian perdagangan.
"Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Perdagangan, akan bersikap kooperatif dalam penyelidikan dengan memberikan argumen dan data yang mendukung dan dokumen untuk menunjukkan bahwa tidak ada pembuangan atau subsidi," kata Oke Nurwan, Direktur Jenderal Perdagangan luar negeri kepada Reuters.
Indonesia merupakan produsen minyak sawit yang sangat bergantung pada ekspor sumber daya.
Kelompok biodiesel Indonesia mengatakan, pihaknya telah meminta pemerintah untuk membicarakan masalah itu selama kunjungan Pence ke Jakarta pekan depan.
Pemerintah juga menghadapi tekanan biodiesel di Eropa dengan mengajukan keluhan terhadap WTO atas anti dumping Uni Eropa.
Sementara itu, parlemen Eropa pekan lalu mendesak Uni Eropa untuk berhenti menggunakan minyak sawit biodiesel pada tahun 2020.
Indonesia, bersama Malaysia, berencana untuk misi bersama ke Eropa bulan depan, mencegah adopsi resolusi itu. (marloft)