Gerilyawan Umumkan Gencatan Senjata
Minggu, 10 September 2017, 09:51 WIBBisnisnews.id - Gerilyawan Muslim Rohingya di Myanmar telah mengumumkan secara sepihak gencatan senjata satu bulan untuk meringankan krisis kemanusiaan di Rakhine utara.
Arakan Rohingya Salvation Army (Arsa) mengatakan bahwa gencatan senjata akan dimulai pada hari Minggu 10 September, dan mendesak tentara Mynamar untuk meletakkan senjata juga.
Serangan Arsa ke polisi pada 25 Agustus memicu respon militer.
Sekitar 290 ribu orang Rohingya telah melarikan diri dari Rakhine dan mencari perlindungan di perbatasan di Bangladesh sejak saat itu.
PBB mengatakan bahwa kelompok bantuan sangat membutuhkan 77 juta dolar untuk membantu Rohingya yang telah meninggalkan Myanmar.
Ada kebutuhan mendesak akan makanan, air dan layanan kesehatan untuk pendatang baru di Cox's Bazaar, PBB menambahkan.
Warga Rohingya merupakan muslim minoritas tanpa kewarganegaraan di Myanmar yang beragama Buddha. Mereka mengatakan bahwa umat Islam militer dan Rakhine melakukan kampanye brutal membakar desa mereka.
Myanmar menolak dengan mengatakan militernya memerangi teroris Rohingya.
Arsa mengumumkan gencatan senjata dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (9/9/2017). Mereka juga meminta organisasi kemanusiaan untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Myanmar sejauh ini tidak memberikan komentar mengenai inisiatif pemberontak tersebut.
Situasi Rohingya memicu kekhawatiran dan protes di banyak negara, dan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi telah dikritik karena gagal melindungi mereka.
Dilansir dari BBC, berbagai pemimpin dunia telah mendesak Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian yang menghabiskan bertahun-tahun di bawah tahanan rumah untuk aktivisme untuk berbicara atas nama Rohingya. (Marloft)