Ghouta Timur Suriah Jadi Neraka, 300 Orang Dikhabarkan Tewas
Kamis, 22 Februari 2018, 09:44 WIBBisnisnews.id - Ghouta Timur Suriah semakin mengerikan, serangan bom dan rentetan senjata mematikan dalam tiga hari belakangan ini membuat negeri itu seperti neraka.
Wilayah uang dikuasai pemberontak itu membuat warga sipil semakin terjepit. Adu tembak antara pemberontak dan pasukan Suriah setidikitnya telah menewaskan 300 orang.
Warga sipil sudah kehilangan harapan, bahan makanan, obat-obatan dan tempat berlindung nyaris tidak ada. Penduduk setempat seperti dibiarkan oleh komunitas internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Militer Suriah yang mendapatkan dukungan Rusia terus membombardir, dijanjikan akan membebaskan wilayah itu dari penguasaan teroris. Nyatanya, warga sioil juga ikut jadi sasaran penyerangan.
Kelompok yanf menguasau Ghouta Timur didominasi faksi Jaysh al-Islam. Tapi Hayat Tahrir al-Sham, bekas aliansi Al-Qaeda juga ada di sana.
Pasukan pro-rezim Suriah yang bersama Rusia, mengintensifkan upaya mengambil alih wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak itu sejak akhir pekan lalu. Para aktivis menyatakan lebih dari 60 anak tewas dan sedikitnya 1.400 orang terluka.
“Serangan udara terbaru militer Suriah pada Rabu (21/2) menewaskan sedikitnya 24 orang sehingga total korban tewas dalam tiga hari terakhir sedikitnya 296 orang,” ungkap Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) seperti dilansir BBC.
Dokter yang bekerja di wilayah Ghouta Timur, Suriah, yang dikuasai pemberontak juga menjelaskan setiap 10 sampai 20 menit mendapat serangan mematikan.
“Kami tidak memiliki apapun, tak ada makanan, tak ada obat-obatan, tak ada tempat berlindung. Kami tidak memiliki roti. Kami tidak punya apapun. Mungkin setiap menit kami mengalami 10 atau 20 serangan udara,” jelas Dr Bassam yang bertugas di wilayah itu pada BBC.
Semua titik menjadi target penyerangan. “Di mana komunitas internasional, di mana Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mereka meninggalkan kami. Mereka membiarkan kami mati," jelasnya.
Bom tong yang diisi bahan peledak dan serpihan logam, digunakan dalam penyerangan di kota Jisreen dan Kfar Batna. Ini setelah bombardir pada Selasa (20/2/2018) sedikitnya 10 kota dan desa di penjuru Ghouta Timur.
Selama perang itu berlangsung, PBB hanya menyerukan gencatan senjata agar bantuan kemanusiaan dapat dikirim dan korban terluka dapat dievakuasi. . (Syam S)